Overthinking: Ketika Pikiran Tak Mau Berhenti Bekerja

SuratDokter.com- Pernahkah kamu merasa sulit tidur karena terus memikirkan hal-hal kecil yang sebenarnya sudah berlalu?

Atau merasa cemas membayangkan skenario buruk yang bahkan belum tentu terjadi? Jika iya, kamu mungkin sedang mengalami overthinking — kondisi di mana seseorang terlalu banyak berpikir secara berlebihan hingga membuat diri sendiri lelah secara mental dan emosional.

Apa Itu Overthinking?

Overthinking bukan sekadar berpikir mendalam. Berpikir mendalam masih bersifat produktif karena menghasilkan solusi.

Sedangkan overthinking justru membuat pikiran berputar tanpa arah. Kita sibuk menganalisis, menebak, dan menciptakan kemungkinan buruk hingga akhirnya merasa stres sendiri.

Contohnya, setelah melakukan presentasi di kelas atau di tempat kerja, kamu terus-menerus memutar kembali kejadian tersebut di kepala. “Tadi aku salah ngomong nggak, ya?”, “Mereka menilai aku buruk, deh, pasti.” Pikiran seperti ini seolah tak ada habisnya.

Baca Juga: Kenali Dampak Overthinking bagi Kesehatan Mental, Salah Satunya dapat Mengurangi Kepercayaan Diri

Dampak Overthinking bagi Kesehatan Mental

Meskipun terlihat sepele, overthinking dapat berdampak besar pada kesejahteraan mental seseorang. Beberapa efek yang umum terjadi antara lain:

• Sulit tidur karena otak terus aktif memikirkan banyak hal.

• Cemas berlebihan terhadap masa depan atau hal yang belum tentu terjadi.

• Menurunnya fokus dan produktivitas karena energi mental terkuras.

• Perasaan tidak berharga dan terlalu keras pada diri sendiri.

Jika berlangsung terus-menerus, overthinking bisa berujung pada gangguan kecemasan bahkan depresi.

Cara Mengatasi Overthinking

Menghentikan kebiasaan berpikir berlebihan memang tidak mudah, tapi bisa dilatih secara bertahap. Berikut beberapa cara yang bisa dicoba:

1. Sadari saat pikiran mulai berlebihan. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kamu sedang overthinking. Dengan begitu, kamu bisa mulai mengendalikannya.