• Senin, 22 Desember 2025

Penyintas Harus Tahu! Long COVID Punya Dampak Abnormalitas Terhadap Organ

Photo Author
- Senin, 25 September 2023 | 13:51 WIB
Ilustrasi COVID 19 (SURATDOKTER/gettyimages)
Ilustrasi COVID 19 (SURATDOKTER/gettyimages)

SURATDOKTER.com - Penyintas COVID 19 harus waspada dan disarankan memeriksakan diri.

Hal tersebut harus menjadi perhatian karena belum lama ini, penelitian tentang COVID 19 membawa kabar yang kurang menyenangkan.

Keterangan yang dituliskan pada jurnal ilmiah Lancet Respiratory menjelaskan beberapa fakta yang mengejutkan terkait dampak bagi penyintas COVID 19.

Baca Juga: Kabar Kurang Menyenangkan! COVID 19 Punya Dampak Abnormalitas Terhadap Organ, Penyintas Harus Tahu

Dari penelitian terhadap 259 pasien yang sakit parah pasca mengalami COVID-19 yang dilakukan sebelumnya, dirangkum beberapa informasi terkait dampak jangka panjang dari COVID 19 atau yang disebut dengan long COVID.

Fakta yang didapati dari penelitian tersebut adalah beberapa pasien yang merupakan penyintas COVID 19 ternyata mengalami gejala berkepanjangan dari penyakit yang diakibatkan oleh virus Corona beberapa tahun lalu.

Beberapa pasien penyintas COVID 19 atau yang pernah terkena COVID 19, ternyata mengalami gejala yang disebut long COVID.

Baca Juga: Varian Covid Terbaru Pirola Menyebar di Inggris: Ini Gejala dan Seperti Apa Pengaruhnya Bagi Indonesia

Informasinya, meskipun pasien yang diteliti tersebut sudah sembuh dari COVID 19, tetapi masih merasakan sejumlah gejala yang berlangsung dalam waktu lama.

Akibatnya, penyintas COVID 19 tersebut perlu dirawat di rumah sakit.

Hasil pemindaian MRI pada organ-organ utama para penyintas COVID 19 menunjukkan perbedaan signifikan dibanding pasien yang tidak pernah terkena COVID 19 pasca lima bulan pulang dari RS.

Baca Juga: Waspada! Varian Baru COVID-19 Kembali Menyerang, Eris Mulai Membayangi, Ini Ciri dan Gejalanya

Salah satu peneliti utama dalam studi tersebut, Dr Betty Raman dari Universitas Oxford menjelaskan dampak dari COVID 19 tersebut kepada pasien yang mereka teliti.

Untuk dampak paling besar terlihat pada pemindaian paru-paru yang menunjukkan 14 kali lebih mungkin terlihat keabnormalan.

Sedangkan pada bagian otak, hasil pemindaian MRI juga terlihat menunjukkan tiga kali lebih mungkin keanehan atau abnormalitas.

Baca Juga: Waspadai Efek Samping Mengkonsumsi Buah Amla

Untuk ginjal, dua kali lebih mungkin abnormalitas pada ginjal pada di pasien yang pernah mengalami COVID 19 yang dulunya tergolong parah.

"Lima bulan setelah dirawat di rumah sakit karena COVID 19, kami menemukan lebih banyak abnormalitas di paru-paru, otak, dan ginjal pada pasien-pasien tersebut dibandingkan grup yang tidak pernah mengalami," jelas Dr Betty Raman dikutip dari BBC.

Ia juga menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi dampak abnormalitas tersebut.

Baca Juga: Gooseberry India: Manfaat, Kegunaan, dan Efek Samping

"Usia pasien, seberapa parah mereka (mengidap COVID 19), serta apakah mereka juga mengidap penyakit lain pada waktu yang sama, semuanya menjadi faktor signifikan," tambahnya.

Peneliti menemukan, beberapa gejala cocok dengan tanda-tanda kerusakan organ yang diungkap oleh pemindaian MRI.

Adapun gejala tersebut adalah dada sesak dan batuk-batuk dengan abnormalitas di paru-paru.

Baca Juga: 12 Manfaat Bagi Kesehatan Jika Rutin Minum Jus Amla Saat Perut Kosong

Namun secara harafiah, tidak semua gejala yang dialami pasien yang mengalami long COVID dapat secara langsung disimpulkan sebagai dampak dari hasil pemindaian tersebut.

Dr Raman menjelaskan bahwa kelainan pada lebih dari satu organ, secara umum terjadi pada orang yang pernah dirawat di rumah sakit.

Selain itu, masalah kesehatan fisik dan mental setelah mereka pulih dari infeksi awal, juga sangat mempengaruhi.

Baca Juga: 9 Tips Menyusui Agar Hidup Lebih Mudah Bagi Ibu yang Akan Kembali Bekerja

"Apa yang kami lihat adalah orang-orang dengan kelainan multi-organ pada MRI, yaitu mereka punya lebih dari dua organ yang terdampak, empat kali lebih mungkin melaporkan gangguan mental dan fisik yang parah dan sangat parah," ujarnya.

"Temuan kami juga menyoroti perlunya layanan tindak lanjut multidisiplin jangka panjang yang berfokus pada kesehatan paru dan ekstraparu (ginjal, otak, dan mental), khususnya bagi mereka yang dirawat di rumah sakit karena COVID 19," sambungnya lagi.

Di sisi lain, pemimpin penelitian Phosp-COVID dari Universitas Leicester, Prof Chris Brightling juga mengatakan hal yang senada.

Baca Juga: 10 Hal yang Menyebabkan Gula Darah Bisa Naik Secara Tiba-Tiba

Ia mengungkapkan bahwa penelitian tersebut adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk memahami kelompok gejala berbeda yang membentuk sindrom yang dikenal sebagai long COVID.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fajar Febrian

Sumber: Healthline

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Vitamin yang Menunjang Kesehatan Mata Anak

Minggu, 30 November 2025 | 22:30 WIB

Terpopuler

X