hidup-sehat

Science Membuktikan Bahwa Doa Mengubah Otak: Bukan Hanya Soal Iman

Rabu, 18 Juni 2025 | 20:33 WIB
Doa mengubah otak

Hormon-hormon ini berperan dalam memperbaiki suasana hati, menstabilkan tekanan darah, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Oleh karena itu, tak heran jika beberapa pasien yang rutin berdoa menunjukkan pemulihan yang lebih baik dalam menghadapi penyakit kronis seperti kanker atau jantung.

Doa dan Kesehatan Mental

Dalam ranah psikologi, doa sering dikaitkan dengan peningkatan daya tahan mental dan pengendalian emosi. Orang yang menjadikan doa sebagai rutinitas cenderung memiliki resiliensi lebih tinggi saat menghadapi masalah. Mereka mampu berpikir lebih jernih dalam situasi penuh tekanan dan tidak mudah hanyut dalam kecemasan.

Efek ini bahkan terlihat pada penderita depresi ringan hingga sedang. Doa memberikan rasa memiliki, harapan, dan arah hidup yang jelas—faktor-faktor yang sangat dibutuhkan dalam proses pemulihan psikologis.

Apakah Efeknya Hanya pada Orang Beragama?

Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa efek positif ini tidak semata-mata tergantung pada agama atau keyakinan tertentu. Yang paling berpengaruh adalah kualitas dan kedalaman keterlibatan mental saat berdoa.

Artinya, doa yang dilakukan dengan kesadaran penuh, keyakinan, dan ketenangan bisa berdampak nyata, terlepas dari latar belakang spiritual seseorang.

Baca Juga: 4 Tipe Bullying dan Tips Bagaimana Cara Mengatasinya Menurut Ahli

Kini, sains membantu membuka tabir yang selama ini hanya diyakini lewat iman. Doa ternyata bukan sekadar bentuk pengharapan atau permohonan. Ia adalah latihan batin yang mampu memengaruhi struktur dan fungsi otak, memperbaiki suasana hati, bahkan mendukung proses penyembuhan tubuh.

Jadi, jika ada yang mengira doa hanya soal spiritualitas, kini saatnya melihatnya dari sudut yang lebih luas. Di balik keheningannya, doa membawa perubahan nyata—baik untuk pikiran, tubuh, maupun jiwa.***

Halaman:

Tags

Terkini