Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Nokturia?
Mereka yang berada dalam usia lanjut memang lebih berisiko karena fungsi organ mulai menurun. Namun, wanita hamil, penderita diabetes, hipertensi, gagal jantung, dan gangguan ginjal juga masuk dalam kelompok yang rentan mengalami nokturia.
Begitu pula mereka yang menjalani gaya hidup kurang sehat, seperti konsumsi kafein dan alkohol berlebih, merokok, serta kurang aktivitas fisik.
Dampak Jangka Panjang yang Sering Terabaikan
Sering kali, efek dari nokturia tidak langsung terasa dalam jangka pendek. Namun, bila berlangsung dalam jangka panjang, gangguan tidur yang terjadi bisa berdampak serius, seperti menurunnya fungsi kognitif, meningkatnya risiko hipertensi, hingga munculnya gejala depresi
Kekurangan tidur yang terus-menerus juga bisa menurunkan sistem imun dan memperburuk kondisi medis yang sudah ada.
Baca Juga: Seputar Infeksi Saluran Kencing (ISK) Pada Wanita Hamil
Penanganan nokturia perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasari. Jika penyebabnya adalah pola hidup, maka langkah pertama yang bisa dilakukan adalah:
- Mengurangi minum dua hingga empat jam sebelum tidur.
- Membatasi asupan kafein dan alkohol, terutama di malam hari.
- Menghindari makanan yang bersifat diuretik seperti semangka, mentimun, dan teh hijau pada sore hingga malam hari.
- Menjaga berat badan ideal dan menghindari duduk terlalu lama yang dapat meningkatkan tekanan pada kandung kemih.
Namun, bila nokturia berkaitan dengan kondisi medis, konsultasi ke dokter sangat diperlukan. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan laboratorium, USG saluran kemih, atau pemeriksaan kadar gula darah untuk mencari tahu penyebabnya.
Pada kondisi tertentu, pemberian obat-obatan seperti desmopresin atau antimuskarinik dapat digunakan untuk membantu mengurangi produksi urin atau meredakan aktivitas kandung kemih yang berlebihan.
Nokturia bukan hanya soal harus ke kamar mandi di malam hari. Lebih dari itu, ini bisa menjadi alarm tubuh terhadap gangguan kesehatan yang lebih besar.
Mengenali penyebab, memahami risikonya, dan melakukan perubahan gaya hidup menjadi langkah penting untuk menekan frekuensinya. Bila perlu, konsultasikan dengan tenaga medis untuk penanganan yang tepat dan mencegah dampak yang lebih serius.***
Artikel Terkait
Sering Menahan Buang Air Kencing? Siap-siap Terkena Penyakit Ini!
Anyang-Anyangan hingga Kencing Darah: Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganan
Ini Yang Terjadi Pada Organ Kamu Saat Menahan Kencing Terlalu Lama: Berikut Juga Resikonya!
Seputar Infeksi Saluran Kencing (ISK) Pada Wanita Hamil
Orang Dewasa Sering Kencing Malam Hari, Apakah Merupakan Tanda Bahaya Atau Tidak?