• Senin, 22 Desember 2025

Mengupas Lebih Dalam tentang Nokturia: Penyebab, Risiko, dan Cara Mengelolanya

Photo Author
- Rabu, 18 Juni 2025 | 10:29 WIB
Ilustrasi untuk nokturia, kebiasaan kencing saat malam hari
Ilustrasi untuk nokturia, kebiasaan kencing saat malam hari

SURATDOKTER.com - Terbangun di malam hari karena ingin membuang air kecil mungkin dianggap hal biasa oleh banyak orang.

Namun, bagi mereka yang mengalaminya secara rutin, kebiasaan ini bisa sangat mengganggu kualitas tidur dan memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai nokturia, yaitu kebutuhan untuk buang air kecil satu kali atau lebih saat waktu tidur malam.

Nokturia bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala dari kondisi tertentu, baik yang ringan hingga yang bersifat kronis.

Baca Juga: Orang Dewasa Sering Kencing Malam Hari, Apakah Merupakan Tanda Bahaya Atau Tidak?

Meski sering diasosiasikan dengan proses penuaan, kenyataannya nokturia dapat dialami oleh siapa pun, bahkan oleh individu di usia produktif.

Yang perlu diwaspadai adalah ketika frekuensinya meningkat dan disertai gejala lain yang mengganggu.

Beragam Faktor Pemicu Nokturia

Secara umum, penyebab nokturia terbagi menjadi tiga kategori utama: produksi urine berlebih, kapasitas kandung kemih yang berkurang, dan gangguan tidur.

1. Produksi urine berlebih saat malam hari (nocturnal polyuria) sering terjadi karena konsumsi cairan berlebihan menjelang tidur, gangguan hormonal, atau adanya kondisi medis seperti gagal jantung dan diabetes melitus.

Hormon antidiuretik, yang seharusnya menekan produksi urine saat malam, bisa menurun produksinya seiring bertambahnya usia atau karena kelainan hormonal tertentu.

2. Penurunan daya tampung kandung kemih dapat dipicu oleh berbagai kondisi seperti pembesaran prostat pada pria, kandung kemih yang terlalu sensitif (overactive kandung kemih), infeksi pada saluran kemih, serta keberadaan batu di dalam kandung kemih.

Semua kondisi tersebut membuat kandung kemih tidak mampu menyimpan urine dalam jumlah normal, sehingga sinyal untuk buang air kecil datang lebih cepat.

3. Gangguan tidur seperti insomnia atau sleep apnea juga bisa membuat seseorang terbangun lebih sering, lalu merasa perlu ke kamar mandi meski kandung kemih belum penuh. Dalam kasus ini, nokturia adalah efek samping dari kualitas tidur yang buruk, bukan penyebab utamanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: Mayo Clinic, Cleveland Clinic, webmd, National Sleep Foundation

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X