Salah satu rumah sakit terbesar pada masa itu adalah Bimaristan Al-Adudi, yang dibangun di Baghdad. Rumah sakit ini memiliki berbagai spesialisasi, termasuk penyakit dalam, bedah, oftalmologi (mata), dan psikiatri.
Selain di Baghdad, konsep rumah sakit Islam juga berkembang di Kairo, Damaskus, Kordoba, dan berbagai kota besar di dunia Islam. Keberadaan sistem ini menunjukkan bahwa dalam pemerintahan Islam yang ideal, kesehatan bukan sekadar layanan, tetapi merupakan hak yang harus dijamin oleh negara melalui pendanaan dari Baitul Mal.
Jadi, jika sistem Islam diterapkan, masyarakat tidak perlu khawatir tentang mahalnya biaya pengobatan atau terbatasnya cakupan layanan kesehatan. Setiap individu akan mendapatkan haknya untuk hidup sehat tanpa harus terbebani oleh sistem asuransi atau biaya medis yang semakin mencekik.
Sistem Islam bukan hanya solusi praktis, tetapi juga wujud nyata dari keadilan sosial yang menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam aspek kesehatan.
***
Artikel Terkait
Beri Kado untuk Diri Sendiri, Ini 3 Cara Mendaftar Cek Kesehatan Gratis
Pemerintah Anggarkan 2Juta Per Orang Untuk Cek Kesehatan Gratis, Ini Dia yang Diperiksa
Kemenkes Sebut Sudah Mengatur Agar Cek Kesehatan Gratis Tidak Ganggu Layanan Puskesmas Rutin
Direktur Jenderal WHO Puji Program Cek Kesehatan Gratis di Indonesia
180Ribu Warga Indonesia Dinyatakan Terkena Prediabetes dan Hipertensi Setelah Melakukan Cek Kesehatan Gratis