Apa gunanya pemeriksaan gratis jika ketika seseorang didiagnosis sakit, mereka justru kesulitan mendapatkan perawatan yang layak karena minimnya cakupan BPJS dan terbatasnya fasilitas kesehatan?
Baca Juga: Beri Kado untuk Diri Sendiri, Ini 3 Cara Mendaftar Cek Kesehatan Gratis
Tanpa alokasi anggaran yang memadai, sistem kesehatan kita bisa semakin rapuh. Tenaga medis akan kewalahan, rumah sakit akan kekurangan fasilitas, dan masyarakat kecil akan semakin terpinggirkan.
Hal ini menunjukkan bahwa layanan kesehatan di sistem kapitalisme saat ini hanya berpihak pada mereka yang mampu membayar mahal, sementara rakyat kecil harus berjuang sendiri menghadapi penyakit tanpa jaminan yang jelas.
Kesehatan dalam Perspektif Islam
Dalam Islam, kesehatan bukan sekadar kebutuhan individu, tetapi juga tanggung jawab negara. Negara memiliki kewajiban untuk memastikan seluruh rakyatnya mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas tanpa memandang status sosial atau kemampuan ekonomi mereka.
Prinsip ini didasarkan pada konsep bahwa pemimpin adalah pelayan rakyat, dan salah satu bentuk pelayanan terpenting adalah menjaga kesejahteraan dan kesehatan mereka.
Dalam sistem Islam, pendanaan layanan kesehatan tidak bergantung pada iuran masyarakat seperti dalam sistem asuransi kesehatan modern. Sebaliknya, dana diambil dari Baitul Mal, yaitu kas negara yang diperoleh dari berbagai sumber halal, seperti zakat, fai’, jizyah, kharaj, dan hasil kekayaan alam yang menjadi milik umum.
Dengan sistem ini, layanan kesehatan seharusnya dapat diakses secara gratis oleh seluruh rakyat, tanpa ada diskriminasi berdasarkan kemampuan finansial.
Sejarah mencatat bahwa di masa kejayaan Islam, negara menyediakan layanan kesehatan gratis yang berkualitas tinggi. Rumah sakit-rumah sakit Islam pada masa Kekhalifahan bukan hanya melayani umat Muslim, tetapi juga non-Muslim tanpa memungut biaya.
Para tenaga medis digaji langsung oleh negara, sehingga mereka bisa bekerja dengan profesional tanpa harus memikirkan biaya operasional yang dibebankan kepada pasien.
Pada masa kekhalifahan, sistem layanan kesehatan gratis berkembang pesat, terutama pada masa Kekhalifahan Abbasiyah di bawah kepemimpinan Khalifah Harun al-Rasyid (786–809 M) dan putranya, Khalifah Al-Ma'mun (813–833 M). Kedua khalifah ini dikenal sebagai pemimpin yang sangat peduli terhadap ilmu pengetahuan dan kesehatan rakyatnya.
Di era Harun al-Rasyid, rumah sakit (bimaristan) didirikan di berbagai wilayah, terutama di Baghdad, yang saat itu menjadi pusat peradaban dunia. Salah satu rumah sakit paling terkenal adalah Rumah Sakit Baghdad, yang didirikan oleh dokter ternama Razi (Al-Razi atau Rhazes).
Rumah sakit ini tidak hanya memberikan layanan medis gratis, tetapi juga menjadi pusat pendidikan kedokteran bagi calon dokter.
Pada masa Khalifah Al-Ma’mun, sistem layanan kesehatan semakin berkembang. Rumah sakit tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengobatan, tetapi juga sebagai pusat penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran.
Artikel Terkait
Beri Kado untuk Diri Sendiri, Ini 3 Cara Mendaftar Cek Kesehatan Gratis
Pemerintah Anggarkan 2Juta Per Orang Untuk Cek Kesehatan Gratis, Ini Dia yang Diperiksa
Kemenkes Sebut Sudah Mengatur Agar Cek Kesehatan Gratis Tidak Ganggu Layanan Puskesmas Rutin
Direktur Jenderal WHO Puji Program Cek Kesehatan Gratis di Indonesia
180Ribu Warga Indonesia Dinyatakan Terkena Prediabetes dan Hipertensi Setelah Melakukan Cek Kesehatan Gratis