SuratDokter.com - Pagi itu, Hadi Saputra merasa hidupnya sangat sempurna. Sebagai seorang konsultan penanam modal asing, pengacara, dosen, sekaligus petani organik, ia telah menjalani kehidupan yang aktif dan sehat.
Setiap harinya, ia bangun dengan semangat, bersepeda bersama komunitasnya di Surabaya, menjaga pola makan, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok atau begadang. Namun, takdir punya rencana lain untuknya.
Empat bulan yang lalu, di tengah rutinitas paginya yang biasa, Hadi mengalami sesuatu yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Saat sedang sarapan, tiba-tiba dunia di sekelilingnya terasa bergoyang, tangannya kesemutan, dan kakinya kehilangan tenaga. "Apa yang sedang terjadi?" pikirnya, tapi sebelum ia bisa mencerna lebih jauh, tubuhnya sudah tak mampu lagi bergerak normal.
Dalam hitungan jam, Hadi dilarikan ke RS Santo Yosef Bandung, di mana dokter segera melakukan berbagai pemeriksaan.
Hasil diagnosa menunjuk pada TIA atau Trancient Ischemic Attack, yang sering disebut sebagai "stroke ringan." Otaknya menunjukkan tanda-tanda adanya plak, dan darahnya lebih kental dari biasanya.
Yang mengejutkan, meskipun tekanan darahnya normal, kolesterol Hadi mencapai 268—angka yang jauh dari sehat untuk orang dengan gaya hidup sepertinya.
"Bagaimana ini bisa terjadi pada saya?" pikir Hadi saat berbaring di ranjang rumah sakit, mencoba mencerna kenyataan pahit yang baru saja menimpanya.
Selama lima hari, ia harus menjalani perawatan intensif. Setiap hari, ia dihadapkan dengan segudang obat-obatan yang harus diminumnya tanpa henti.
Rasanya seperti hidupnya tiba-tiba berubah drastis, dari seseorang yang penuh energi menjadi seseorang yang berjuang hanya untuk berdiri dan berjalan kembali.
Pasca perawatan, Hadi menemukan dirinya terpaksa menggunakan tongkat berbentuk huruf U, mencoba menyeimbangkan tubuhnya yang terasa tak berdaya.
Rasanya seperti menjadi anak kecil kembali, yang baru belajar berjalan untuk pertama kalinya. Ini adalah kenyataan yang sangat sulit diterima oleh seseorang yang selalu merasa bugar dan sehat.
Di tengah proses pemulihan itu, Hadi mulai berpikir. Apa yang salah? Apa yang ia lewatkan? Mengapa, meskipun menjalani gaya hidup sehat, ia masih terkena stroke?
Artikel Terkait
Kenali Gejala, Penyebab, terjadinya Stroke Hemoragik serta Pencegahannya
Sang Pembunuh dalam Diam? Intip Data Peningkatan Kematian Akibat Stroke di Indonesia!
Mengetahui Penyebab dan Cara Mengatasi Heat Stroke, Kondisi yang Dialami Shah Rukh Khan
Kondisi Darurat di Arafah: Stroke Panas dan Kesulitan Transportasi Menyebabkan Banyak Jemaah Haji Meninggal Dunia
Berkenalan Dengan Bell's Palsy, Saudara Stroke Ringan yang Mengakibatkan Lumpuh Wajah