• Senin, 22 Desember 2025

Stop Percaya! Ini 5 Mitos Intermittent Fasting dalam Diet yang Wajib Kamu Ketahui dan Dibantah Para Ahli

Photo Author
- Kamis, 25 Juli 2024 | 07:00 WIB
Ilustrasi Intermittent Fasting (IF) dan mitos dalam diet (Pexels/Total Shape)
Ilustrasi Intermittent Fasting (IF) dan mitos dalam diet (Pexels/Total Shape)

Fakta: Penelitian uji coba kontrol acak tahun 2023 menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat membantu penderita diabetes tipe 2 mencapai remisi. Namun, Van Eck menegaskan bahwa lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini dan untuk memahami bagaimana cara kerja jangka panjangnya.

Baca Juga: Yuk, Move On! Ini Trik Berdamai dengan Masa Lalu yang Tidak Akan Kembali

Sementara intermittent fasting terbukti efektif dalam mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki parameter gula darah, pengelolaan diabetes tipe 2 melibatkan banyak faktor, termasuk pola makan yang sehat dan aktivitas fisik teratur.

4. Intermittent Fasting Berdampak Negatif pada Kualitas Pola Makan

Mitos: Ada anggapan bahwa intermittent fasting menyebabkan gangguan pada pola makan, seperti makan berlebihan atau kecemasan berat badan.

Fakta: Penelitian tahun 2019 menunjukkan bahwa pembatasan jam makan dalam diet intermittent fasting tidak menyebabkan gangguan makan.

Orang dewasa sehat yang menjalani diet IF cenderung melaporkan keinginan makan yang lebih rendah dan perilaku makan berlebihan yang minim.

Emily Van Eck menjelaskan bahwa diet ini tidak menyebabkan gangguan makan, meskipun individu dengan gangguan makan mungkin beradaptasi dengan pola makan ini sebelum gangguan makan mereka berkembang.

Baca Juga: Viral Sodium Dehydroacetate Pada Salah Satu Merk Roti: Kenali Bahaya Jika Dikonsumsi

5. IF Tidak Efektif Menurunkan Berat Badan Jangka Panjang

Mitos: Intermittent fasting dianggap tidak efektif untuk penurunan berat badan yang bertahan lama.

Fakta: Uji coba kontrol acak yang melibatkan 90 peserta dengan obesitas menunjukkan bahwa rencana diet dengan pembatasan waktu makan dapat menghasilkan penurunan berat badan yang signifikan. Namun, efektivitasnya tidak lebih unggul dibandingkan metode pembatasan kalori.

Moody menyoroti bahwa studi ini kecil dan tidak dirancang dengan baik, sehingga temuan tersebut sebaiknya dianggap dengan hati-hati. Untuk mempertahankan penurunan berat badan dalam jangka panjang, penting untuk memahami pola makan yang sehat dan mendapatkan pengawasan dari ahli gizi.

Dengan memahami fakta-fakta ini dan membantah mitos yang beredar, Anda dapat membuat keputusan yang lebih informasi tentang apakah intermittent fasting sesuai dengan tujuan kesehatan dan kebugaran, terutama diet, Anda.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fajar Feb

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X