• Senin, 22 Desember 2025

Kisah Mbah Harjo Jamaah Haji Tertua dari Indonesia: Usia 110 Tahun Tetap Bugar, Apa Rahasianya?

Photo Author
- Selasa, 28 Mei 2024 | 16:55 WIB
Mbah Hardjo, jamaah haji 110 tahun
Mbah Hardjo, jamaah haji 110 tahun

 

SURATDOKTER.com - Ini adalah kisah inspiratif dari seorang jemaah haji berusia 110 tahun, mbah Hardjo Mislan, asal Surabaya, Jawa Timur. Dengan kisahnya, beliau telah membuat kagum banyak orang.

Sebagai seorang veteran dari sipil, kelahiran 2 Juli 1914 ini memutuskan untuk mendaftar haji pada tahun 2019, ketika usianya sudah mencapai 104 tahun.

Keinginannya untuk menjalankan ibadah haji timbul ketika beliau sedang melaksanakan umrah pada tahun 2017. "Saat itu, saya pertama kali melihat Ka’bah ketika umroh," kenang mbah Hardjo.

Baca Juga: Waspada! Mioma Uteri, Penyakit yang Sering Menyerang Wanita Produktif, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Pengalaman tersebut begitu memukau baginya, dan hatinya bergetar melihat rumah Allah secara langsung di kota suci Makkah. "Ketika saya sampai di rumah sepulang umroh, saya mantapkan niat untuk mendaftar haji," tambahnya.

Dengan semangat yang menggebu, mbah Hardjo segera berbagi keinginannya kepada anaknya. Bersama anaknya, Miskan, mereka mendaftar haji di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo.

Setelah menunggu 5 tahun dari waktu mendaftar, akhirnya mbah Hardjo mendapat panggilan untuk berangkat ke tanah suci tahun ini, bersama dengan anaknya yang bernama Sirmad, menantunya, dan besannya.

Meskipun usianya telah mencapai 110 tahun, semangat mbah Hardjo dalam menjalankan ibadah haji tetap membara.

Ia rajin melakukan tahajud dan mempersiapkan fisiknya dengan olahraga dan jalan kaki. Itu adalah rahasia mbah Hardjo bisa tetap bugar di usia lanjutnya.

Baca Juga: Benarkah Air Liur Dapat Menularkan HIV/AIDS? Mitos dan Fakta Penularannya yang Wajib Anda Ketahui

Mbah Hardjo yang memiliki tujuh cucu, bahkan masih kuat berjalan tanpa tongkat. Terkadang memang memerlukan tongkat karena faktor usia, namun biasa beliau jalan di depan rumah dan sekitarnya tanpa bantuan tongkat. 

Pada 16 Mei, pukul 06.30 WIB, mbah Hardjo dan rombongan terbang ke Madinah. Meskipun masih mampu berjalan sendiri, pihak panitia memberinya kursi roda agar tidak kelelahan selama perjalanan.

Semangat dan keinginan mbah Hardjo untuk melaksanakan ibadah haji tetap tak tergoyahkan.

Kisah perjalanan ibadah haji mbah Hardjo Mislan tidak hanya membanggakan, tetapi juga mengharukan banyak orang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sofianti Herina

Sumber: Instagram

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X