• Senin, 22 Desember 2025

Trend Penggunaan Tembakau di Indonesia Semakin Tinggi, Simak Bahaya Kecanduan Rokok yang Bisa Memicu Penyakit Komplikasi

Photo Author
- Selasa, 5 Maret 2024 | 20:18 WIB
Ilustrasi Bahaya Kecanduan Rokok  (Petar Starčević)
Ilustrasi Bahaya Kecanduan Rokok (Petar Starčević)

1. Perokok Aktif adalah seseorang yang dengan sengaja melakukan aktivitas rokok seperti menghisap lintingan, gulungan tembakau, dan mengirup asap yang dihembuskan.

2. Perokok Pasif adalah seseorang yang menghirup asap rokok milik orang lain.

Baca Juga: Pro Kontra Vape Mencuat di Media Sosial, Kenali Lebih Jauh Trend Vaping dan Risikonya untuk Tubuh!

Bahaya Kecanduan Rokok

Perokok aktif memiliki risiko penyakit yang lebih tinggi dibandingkan perokok pasif.

Adapun beberapa penyakit tersebut adalah:

1. Penyakit Gigi dan Mulut

Seorang perokok akan rentan terkena penyakit Periodontitis. Penyakit ini menyerang gusi dan menyebabkan gigi copot pada orang usia dewasa.

Gigi perokok juga akan berwarna kuning atau kecoklatan sehingga mengurangi rasa percaya diri.

2. Penyakit Mata

Orang berusia diatas 65 tahun yang masih merokok akan meningkatkan risiko degenerasi makula atau menurunnya kemampuan pengelihatan.

3. Aneurisma Otak

Adalah kondisi munculnya benjolan berbentuk balon di pembuluh darah otak. Tonjolan ini seperti buah berry yang akan tergantung di batang otak.

Jika bocor atau pecah akan mengakibatkan pendarahan ke otak atau stroke hemoragik.

4. Kanker Paru-Paru

Senyawa kimia yang masuk ke dalam paru-paru dapat merusak sel dan memicu pertumbuhan sel tidak normal yang akan berkembang menjadi kanker.

Ada 2 jenis kanker paru-paru yaitu :

  • Kanker paru primer, adalah kanker yang tumbuh dimulai dari area paru-paru.
  • Kanker paru sekunder, adalah kanker yang menyebar ke area paru-paru dari organ dalam lain.

Selain kanker, penyakit lain yang bisa menyerang paru-paru adalah bronchitis, emfisema (kerusakan pada alveolus yang membuat sesak dan kesulitan bernafas).

5. Penyakit Jantung Koroner

Gangguan jantung ini terjadi karena pembuluh darah arteri pada jantung tidak dapat mengalirkan darah yang membawa banyak oksigen ke jantung.

Hal ini karena adanya penebalan dinding arteri sehingga mempersempit aliran darah menuju jantung.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dewi Wijayanti

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X