SURATDOKTER.com - Anggapan bahwa rokok elektrik atau vape lebih aman dari rokok konvensional bisa dikatakan kurang tepat. Sebab terdapat risiko vape bagi penggunanya dapat memicu serangan jantung hingga dua kali lipat serta mandul bagi wanita.
Masih minimnya edukasi bahaya dan risiko vape yang mana penggunaan rokok elektrik ini menjadi alternatif bagi kelompok perokok pasif atau bukan konsumen rokok konvensional.
Sehingga muncul kelompok baru di kalangan masyarakat yaitu pengguna rokok elektrik atau juga dikenal dengan sebutan vape.
Bagaimana vape bisa berisiko dua kali lipat terhadap serangan jantung? Simak artikel ini hingga selesai untuk mengetahui risiko vape atau rokok elektrik.
Vape dan Resiko Serangan Jantung
Vape nyatanya memberi efek yang tidak jauh berbeda dengan rokok konvensional khususnya pada organ paru-paru dan jantung.
Penumpukan plak di dalam pembuluh darah yang berasal dari zat kimia vape memicu gangguan kesehatan jantung.
Hal ini dapat mengakibatkan terhambatnya aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh yang memicu penyakit seperti darah tinggi, serangan jantung, hingga stroke.
Nikola Djordjevic MD seorang project dari manager Med Alert Help menyatakan bahwa setelah 20 menit berhenti menggunakan vape, detak jantung perokok akan normal kembali. Resiko penyakit jantung menurun dalam kurun waktu 24 jam setelah berhenti menggunakan vape.
Nikola dikutip dari Lad Bible juga mengatakan hanya dalam satu hari resiko serangan jantung akan menurun. Hal ini terjadi karena turunnya tekanan darah dan meningkatnya oksigen dalam darah.
Pengurangan pengaruh negatif dalam kadar kolesterol serta pembentukan bekuan darah juga terjadi apabila seseorang berhenti konsumsi vape ujarnya.
Jantung dan Paru-Paru Kembali Sehat
Vape memiliki kandungan kimia yang bermacam didalamnya dan hal ini dapat mempengaruhi menurunnya kesehatan pernapasan. Vitamin E asetat yang ada dalam vape dapat memicu kerusakan paru-paru yang disebut EVALI ditandai nyeri dan sesak pada dada.
Dalam waktu satu bulan apabila seseorang berhenti mengkonsumsinya, nikotin akan mulai hilang dari tubuh.
Nikola menegaskan setelah satu bulan berhenti vape, kapasitas paru-paru akan meningkat dan sesak napas serta batuk akan berkurang.
Setelah satu tahun berhenti menggunakan vape atau rokok elektrik, kamu mengurangi resiko penyakit jantung hingga setengahnya.
Setelah 10 sampai 15 tahun berhenti mengkonsumsi vape resiko kanker paru-paru menurun hingga 50 persen, sama halnya dengan kanker yang lain seperti pankreas, mulut dan tenggorokan.
Artikel Terkait
Vape dan Rokok, Mana yang Lebih Aman?
Awas Pria Lebih Mudah Terkena Serangan Jantung, Ketahui Gejalanya Lebih Awal
Singapura Semakin Tegas Melarang Vape, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan
WHO Melarang Penggunaan Vape Perasa di Seluruh Dunia, Ketahui Alasannya
Mulai Januari 2024 Indonesia Resmi Kenakan Pajak Rokok Elektrik dan Kenali Daftar Negara yang Tegas Melarang Vape