psikologi

Kenapa Anak Suka Memukul dan Mencubit? Bukan Nakal, Tapi Sinyal yang Perlu Dipahami

Rabu, 13 Agustus 2025 | 12:00 WIB
Kenapa anak suka memukul dan mencubit

Anak-anak belajar banyak dari lingkungan sekitarnya. Jika mereka sering melihat orang dewasa, kakak, atau teman sebaya menggunakan kekerasan fisik saat marah atau kecewa, mereka akan meniru tanpa menyadari bahwa itu hal yang salah.

Bahkan tayangan atau game digital yang menampilkan adegan kekerasan pun bisa memengaruhi pola perilaku mereka.

Perilaku meniru ini bukanlah bentuk kenakalan, melainkan hasil dari proses belajar yang belum sempat disaring oleh kemampuan berpikir kritis yang belum matang.

Rangsangan Sensorik atau Stimulasi

Beberapa anak memiliki kebutuhan sensorik tertentu dan menunjukkan perilaku mencubit atau memukul sebagai bentuk eksplorasi terhadap rasa dan tekanan fisik.

Misalnya, mereka merasa puas saat melihat reaksi dari cubitan, atau sekadar penasaran bagaimana kulit terasa ketika ditekan.

Hal ini umum terjadi pada anak-anak dengan gangguan pemrosesan sensorik, namun juga bisa muncul pada anak-anak yang sehat secara umum, terutama di usia balita.

Ketidakmampuan Mengelola Dorongan

Anak usia dini belum memiliki kendali diri yang kuat. Saat keinginan mereka tidak terpenuhi, dorongan untuk bertindak secara impulsif cenderung lebih besar daripada kemampuan menahan diri.

Maka tidak heran jika mereka langsung mencubit atau memukul saat tidak mendapatkan mainan yang diinginkan atau saat sedang merasa lelah.

Kemampuan mengatur emosi dan menahan impuls baru akan berkembang seiring bertambahnya usia dan bimbingan dari orang dewasa.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu VOC Parenting dan Efeknya Pada Anak!

Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?

Tindakan korektif yang efektif bukan dimulai dari hukuman, tapi dari pemahaman dan pendampingan. Beberapa pendekatan yang bisa dilakukan antara lain:

  1. Jelaskan dengan tenang bahwa mencubit atau memukul bukan cara yang baik untuk mengekspresikan perasaan.
  2. Bantu anak menyebutkan emosinya, seperti “Kamu marah karena mainannya diambil, ya?”
  3. Tunjukkan alternatif, seperti memeluk bantal saat marah atau berkata “aku tidak suka” saat kesal.
  4. Jaga konsistensi reaksi, jangan tertawa saat anak mencubit, karena ini bisa membingungkan mereka.
  5. Evaluasi lingkungan sekitar, kurangi paparan pada tontonan atau situasi penuh konflik.

Jika perilaku agresif berlangsung terus-menerus hingga mengganggu aktivitas sosial atau membahayakan orang lain, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan psikolog anak untuk mendapatkan penanganan lebih mendalam.

Halaman:

Tags

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB