SURATDOKTER.com - mencubit, atau bahkan menjambak, banyak orang tua langsung merasa malu, bingung, atau bahkan marah. Padahal, perilaku seperti ini tidak selalu menunjukkan bahwa anak nakal atau agresif.
Sering kali, tindakan tersebut justru merupakan sinyal dari sesuatu yang belum bisa mereka ungkapkan lewat kata-kata.
Memahami alasan di balik kebiasaan ini adalah langkah awal untuk membantu anak tumbuh dengan emosi yang lebih sehat dan perilaku yang lebih terkendali.
Baca Juga: Mengenal Mood Swing Pascapersalinan: Gejala Emosional yang Wajar, Namun Perlu Dipahami
Emosi yang Belum Tersampaikan
Anak-anak usia dini belum sepenuhnya mampu mengekspresikan perasaan dengan jelas.
Ketika mereka merasa frustasi, marah, cemburu, atau kewalahan, tubuh mereka akan mencari cara lain untuk menyalurkan emosi itu. Salah satu bentuknya bisa berupa memukul atau mencubit.
Karena kosakata emosi mereka belum berkembang, tindakan fisik sering kali jadi “bahasa tubuh” yang digunakan untuk memberitahu bahwa mereka sedang tidak nyaman atau merasa terganggu.
Mencari Respons atau Perhatian
Beberapa anak melakukan tindakan fisik seperti mencubit atau memukul karena ingin mendapatkan perhatian. Ini bisa terjadi saat mereka merasa diabaikan, atau justru ketika mereka sedang bereksperimen terhadap reaksi orang di sekitarnya.
Dalam benak mereka, perilaku ini mungkin terasa lebih “efektif” daripada memanggil dengan suara biasa.
Jika setelah mencubit anak mendapat perhatian langsung — meski berupa teguran — maka otaknya akan mencatat bahwa perilaku tersebut berhasil menarik respons.
Peniruan dari Lingkungan