SURATDOKTER.com - Kebakaran hutan yang melanda wilayah Los Angeles baru-baru ini telah menyebabkan kerusakan besar. Selain merenggut nyawa 16 orang dan menghancurkan lebih dari 10.000 bangunan, kebakaran ini juga mengharuskan ribuan orang mengungsi.
Namun, dampak kebakaran hutan tidak hanya terbatas pada kerusakan fisik. Polusi udara yang dihasilkan dari kebakaran juga memengaruhi kesehatan mental dan fisik masyarakat yang terpapar.
Salah satu bahaya terbesar yang ditimbulkan oleh kebakaran adalah kualitas udara yang sangat buruk. Partikel halus (PM2.5) yang terbentuk dari asap kebakaran hutan diketahui memiliki dampak berbahaya bagi kesehatan otak.
Baca Juga: Generasi Kesepian? Dampak Fenomena Subkultur Incel Terhadap Relasi Gender di Masyarakat Modern
Penelitian menunjukkan bahwa PM2.5 yang dilepaskan dalam kebakaran hutan lebih beracun dibandingkan dengan polusi udara dari sumber lain.
Ini karena asap kebakaran mengandung hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan logam berat yang dapat merusak fungsi otak. Partikel-partikel ini dapat mencapai otak melalui saraf penciuman dan memengaruhi sistem saraf pusat, yang akhirnya menyebabkan peradangan otak dan stres oksidatif.
Namun, tidak hanya dampak fisik yang menjadi perhatian. Asap kebakaran juga dapat memperburuk kondisi kesehatan mental seseorang.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengingatkan warga untuk memantau kualitas udara dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri mereka dari paparan asap.
Baca Juga: Fenomena Mandela Effect yang Sedang Tren, Ketika Ingatan Menipu Kehidupan Seseorang
Selain itu, mereka juga mengingatkan tentang pentingnya mengidentifikasi dan menangani gangguan kesehatan mental yang dapat timbul akibat kebakaran hutan.
Stres, kecemasan, dan gangguan tidur adalah respons umum yang dialami oleh banyak orang yang terpengaruh oleh kebakaran hutan.
Rasa cemas yang berlebihan, kekhawatiran yang terus-menerus, dan perasaan tidak menentu adalah beberapa gejala yang sering dialami.
Selain itu, beberapa orang mungkin merasa tertekan dengan perasaan bersalah atau merasa kesulitan untuk melanjutkan aktivitas sehari-hari, seperti bekerja atau bersekolah.
Beberapa penelitian terbaru mulai mengungkap lebih jauh dampak kebakaran hutan terhadap kesehatan mental.