Penyebab Obsessive Compulsive Disorder
Para peneliti belum dapat menentukan penyebab pasti OCD, namun mereka yakin ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kemunculannya, antara lain:
- Genetika
- Perubahan otak
- Sindrom PANDAS singkatan dari “pediatric autoimmune neuropsychiatric disorders associated with streptococcal infections,”
- Kesulitan pada masa kanak-kanak
Gejala OCD
Gejala Obsessive Compulsive Disorder terbagi menjadi 2, yakni obsesi dan kompulsif. Berikut pembahasannya.
1. Obsesi
Obsesi OCD adalah pikiran, dorongan, atau gambaran yang terus-menerus dan tidak diinginkan yang berulang kali mengganggu dan menyebabkan kesusahan atau kecemasan.
Pikiran-pikiran ini mungkin mendorong untuk melakukan ritual sebagai upaya meringankannya. Biasanya, obsesi mengganggu fokus saat mencoba berkonsentrasi pada tugas lain.
Obsesi sering kali berkisar pada tema tertentu, termasuk:
- Takut akan kontaminasi atau kotoran.
- Keraguan yang terus-menerus dan kesulitan menoleransi ketidakpastian.
- Kebutuhan akan simetri dan keteraturan.
- Pikiran-pikiran yang mengganggu tentang kehilangan kendali dan menyebabkan kerugian pada diri sendiri atau orang lain.
- Pikiran yang tidak diinginkan terkait dengan agresi, seksualitas, atau agama.
2. Kompulsif
Perilaku kompulsif yang terkait dengan OCD adalah tindakan berulang yang membuat pengidap merasa harus melakukannya.
Tindakan-tindakan ini, baik fisik maupun mental, bertujuan untuk mengurangi kecemasan yang berasal dari obsesi atau mencegah kerugian yang dirasakan.
Namun, melakukan dorongan-dorongan ini tidak mendatangkan kesenangan dan hanya dapat menghilangkan rasa cemas untuk sementara.
Dorongan-dorongan ini sering kali tidak memiliki hubungan logis dengan masalah mendasar yang ingin mereka atasi.
Baca Juga: Ketahui Bahaya Lari Terlalu Kencang di Treatmill: Pahami Trik Olahraga ini yang Benar
Mirip dengan obsesi, kompulsif cenderung mengikuti tema tertentu, termasuk:
- Membersihkan dan mencuci
- Memeriksa
- Menghitung
- Pengorganisasian
- Mengikuti rutinitas yang kaku
- Mencari kepastian
Contoh perilaku kompulsif meliputi:
- Mencuci tangan secara berlebihan menyebabkan kulit menjadi kasar.
- Berulang kali memeriksa kunci pintu.
- Melakukan verifikasi berulang kali bahwa kompor telah dimatikan.
- Menghitung dengan pola tertentu.
- Mengulangi doa, kata, atau frasa dengan tenang.
- Berusaha mengganti pikiran negatif dengan pikiran positif.
- Menyusun makanan kaleng menghadap ke arah yang sama.