- Periksakan kesehatan lengkap ke dokter (kadar hemoglobin, zat besi, hormon tiroid).
- Tingkatkan asupan makanan kaya zat besi (bayam, kacang-kacangan, daging merah) serta vitamin C untuk bantu penyerapan.
- Kelola stres dengan teknik relaksasi, visualisasi positif, aktivitas fisik ringan dan cukup tidur.
- Gunakan stimulasi visual yang menyenangkan (bukan semata fisik ideal) seperti melihat alam, seni atau aktivitas kreatif yang menenangkan.
- Hindari menaruh beban psikologis bahwa hanya “melihat pria kuat” yang bisa menyembuhkan kondisi tubuh — karena hal itu bisa menambah tekanan dan memperburuk mood.
Baca Juga: Tahukah Anda Bahwa Ahli Mengatakan 80 Persen Penyakit Autoimun Menyerang Wanita? Ini Solusinya!
Pernyataan dokter di China bahwa wanita dianjurkan melihat pria berotot untuk memperbaiki mood memiliki dasar ringan dari sisi psikologi visual — stimulasi yang menyenangkan memang dapat memengaruhi otak.
Namun, saran tersebut tidak cukup dijadikan pengobatan bagi kondisi seperti anemia atau kelelahan kronis.
Kesehatan darah dan energi tubuh tetap memerlukan penanganan medis, pola makan, dan gaya hidup. Penguatan mental dan mood bisa menjadi bagian dari strategi, tapi bukan satu-satunya.
Terakhir, penting untuk membedakan antara aspek estetika/mood dan aspek medis yang faktual — agar kita tidak terperangkap mitos kesehatan yang kurang berdasar.***
Artikel Terkait
Miris! Seorang Wanita di Bekasi Lumpuh Usai Melahirkan Anak Keempatnya, Diduga Adanya Malpraktik: Suami Kabur, Anaknya Putus Sekolah
Menyamar Jadi Wanita, Pria Ini Sebarkan HIV ke Ribuan Orang
Wanita 48 Tahun Alami Patah Tulang Saat Berguling di Kasurnya
Rahasia Umur Panjang Wanita Menurut Dr. Vonda Wright
Memahami Perimenopause: Masa Transisi yang Sering Diabaikan Wanita Usia 30–50 Tahun