SURATDOKTER.com - Dalam sejarah peradaban dunia, nama Ibnu Khaldun selalu menempati posisi istimewa. Tokoh kelahiran Tunisia pada 1 Ramadan 732 H atau bertepatan dengan 27 Mei 1332 M ini bukan hanya dikenal sebagai sejarawan, tetapi juga pemikir besar yang dijuluki sebagai Bapak Sosiologi Islam.
Ia meninggalkan warisan intelektual yang terus relevan, bahkan di tengah dinamika politik dan sosial modern saat ini.
Baca Juga: 4 Tren Liburan Favorit Gen Z: Dari Budget-Friendly hingga Pengaruh Influencer
Masa Kecil dan Lingkungan Pendidikan
Sejak usia dini, Ibnu Khaldun sudah menghafal Al-Qur’an dan menunjukkan kecerdasan yang melampaui anak-anak seusianya. Ia lahir di keluarga terpelajar, sehingga tumbuh di lingkungan yang mendorong perkembangan ilmu pengetahuan.
Pendidikan agama, bahasa, dan sastra menjadi fondasi awalnya. Keingintahuan yang besar membuatnya gemar membaca, berdiskusi, dan mengasah keterampilan menulis.
Memasuki usia remaja, pemikirannya sudah mendapat perhatian di berbagai wilayah. Hal ini tak lepas dari kualitas argumen dan kedalaman analisis yang ia tunjukkan dalam setiap pembahasan.
Perjalanan Hidup dan Pengamatan Sosial
Ibnu Khaldun tidak hanya berdiam di pusat-pusat ilmu. Ia mengembara ke berbagai wilayah, hidup di tengah beragam kelompok masyarakat, dan mengamati perilaku serta sistem kehidupan mereka.
Dari pengembaraan inilah lahir banyak pandangan tajam yang kelak dituangkan dalam karya tulisnya.
Selain dikenal sebagai ahli sejarah, Ibnu Khaldun juga disebut sebagai pelopor ekonomi Islam. Pemikirannya tentang ekonomi menempatkan aspek perdagangan, politik, dan masyarakat sebagai bagian dari satu kesatuan yang saling memengaruhi. Menurutnya, kondisi ekonomi suatu bangsa tidak bisa dipisahkan dari tatanan sosial dan politik yang berlaku.
Baca Juga: Belajar Menikmati Hidup: Mengurangi FOMO dan Mempraktikkan JOMO
Karya Besar: Muqaddimah
Karya monumental Ibnu Khaldun berjudul Muqaddimah merupakan pengantar dari kitab sejarah al-‘Ibar. Namun, isinya jauh melampaui sekadar catatan kronologis. Buku ini memuat analisis mendalam tentang masyarakat, politik, ekonomi, hingga filsafat sejarah.
Artikel Terkait
Benarkah Game Online Bisa Membuat Anak Jadi Kasar? Menelisik Pengaruh Kecanduan Game Terhadap Karakter Anak
Kenapa Anak Suka Memukul dan Mencubit? Bukan Nakal, Tapi Sinyal yang Perlu Dipahami
Fenomena Rojali & Rohana: Antara Mall Sepi, Gaya Hidup Digital, dan Dampaknya pada Kesehatan Mental
Belajar Menikmati Hidup: Mengurangi FOMO dan Mempraktikkan JOMO
4 Tren Liburan Favorit Gen Z: Dari Budget-Friendly hingga Pengaruh Influencer