Perasaan tidak diakui atau kesepian yang berlarut-larut bisa memperburuk kesehatan mental dan membuat seseorang lebih mudah terpancing emosi.
Baca Juga: Bocah 8 Tahun Meninggal Karena Balon Helium
Namun penting untuk digarisbawahi: status belum menikah bukan penyebab langsung kedewasaan yang tertunda.
Justru banyak perempuan yang belum menikah tapi memiliki tingkat kematangan emosional yang tinggi. Perbedaannya ada pada pola pikir, dukungan sosial, serta pengalaman pribadi dalam mengelola kehidupan.
Bagaimana Menghadapinya?
Bagi orang di sekitarnya, menghadapi teman atau anggota keluarga yang emosinya belum matang bisa sangat menguras energi. Maka, penting untuk menetapkan batasan sehat.
Tidak semua ledakan emosi harus dihadapi dengan adu argumen. Kadang, memberi ruang dan tidak mengambil hati adalah pilihan bijak.
Sementara itu, bagi yang merasa dirinya mungkin mengalami keterlambatan kedewasaan emosional, tidak ada kata terlambat untuk berubah. Terapi psikologis, pelatihan regulasi emosi, hingga melatih tanggung jawab sehari-hari bisa menjadi awal yang baik.
Kedewasaan bukan sekadar angka. Ini adalah proses. Dan setiap orang punya waktunya masing-masing—selama ia mau terus belajar tumbuh.***
Artikel Terkait
Studi : Anak yang Kerap Dimarahi dan Dipukul Orang Tua Berisiko Alami Penyusutan Volume Otak serta Gangguan Cemas dan Depresi
Heboh Pernikahan Dini di Lombok, Berapa Usia Minimal Menikah Menurut UU?
Studi Mengungkapkan Bahwa Marahnya Ayah Akan Lebih Diingat Daripada Ibu, Walaupun Marahnya Ayah Lebih Jarang
Bocah 8 Tahun Meninggal Karena Balon Helium
4 Tipe Bullying dan Tips Bagaimana Cara Mengatasinya Menurut Ahli