SURATDOKTER.com - Bullying merupakan perilaku yang merugikan secara emosional, fisik, maupun sosial, dan bisa terjadi di berbagai lingkungan, termasuk sekolah, tempat kerja, bahkan dalam keluarga.
Para ahli kesehatan mental menyatakan bahwa tindakan ini bukan hanya sekadar ejekan atau candaan, tetapi sebuah bentuk kekerasan yang berdampak jangka panjang terhadap kesehatan jiwa korbannya.
Memahami jenis-jenis bullying serta cara menanganinya menjadi langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman.
Baca Juga: Kasus Bully Merajalela! Siswi di Cimahi Bunuh Diri Karena Depresi di Bully 3 Tahun!
1. Bullying Verbal
Jenis ini termasuk yang paling sering terjadi dan kadang tidak dianggap serius. Bentuknya berupa hinaan, ejekan, ancaman, atau komentar menyakitkan yang diulang terus-menerus. Meski tidak meninggalkan luka fisik, dampaknya terhadap harga diri dan kesehatan mental cukup besar.
Menurut psikolog klinis, serangan verbal yang terus-menerus bisa menurunkan kepercayaan diri, membuat seseorang menarik diri dari lingkungan sosial, bahkan memicu gangguan kecemasan.
Untuk mengatasinya, para ahli menyarankan agar korban tidak langsung membalas, tetapi memperkuat batas pribadi, menyampaikan ketidaknyamanan dengan tegas, dan mencari dukungan dari orang terpercaya. Jika situasi terus berulang, penting untuk melaporkannya ke pihak yang berwenang, seperti guru, atasan, atau lembaga tempat individu tersebut berada.
2. Bullying Fisik
Bullying fisik melibatkan kekerasan yang tampak secara nyata, seperti memukul, mendorong, menendang, atau merusak barang milik orang lain. Bentuk ini biasanya mudah dikenali, namun seringkali dibiarkan karena dianggap bagian dari ‘konflik biasa’.
Padahal, menurut data dari organisasi kesehatan dunia (WHO), kekerasan fisik pada remaja atau anak-anak berpotensi meninggalkan trauma jangka panjang, termasuk rasa takut, fobia sosial, hingga depresi berat.
Cara terbaik untuk menanganinya adalah segera menjauh dari pelaku, mencari perlindungan, dan mencatat kejadian secara rinci. Bila memungkinkan, korban sebaiknya melibatkan orang dewasa atau otoritas yang dapat memberikan perlindungan hukum dan psikologis.
3. Bullying Sosial atau Relasional
Jenis ini lebih halus tetapi tidak kalah menyakitkan. Biasanya dilakukan dengan cara mengucilkan, menyebarkan gosip, atau membentuk kelompok untuk menjatuhkan seseorang secara perlahan. Korban sering tidak menyadari bahwa ia sedang menjadi target karena cara pelaku bekerja secara diam-diam.
Artikel Terkait
Kasus Bully Merajalela! Siswi di Cimahi Bunuh Diri Karena Depresi di Bully 3 Tahun!
Studi : Anak yang Kerap Dimarahi dan Dipukul Orang Tua Berisiko Alami Penyusutan Volume Otak serta Gangguan Cemas dan Depresi
Heboh Pernikahan Dini di Lombok, Berapa Usia Minimal Menikah Menurut UU?
Studi Mengungkapkan Bahwa Marahnya Ayah Akan Lebih Diingat Daripada Ibu, Walaupun Marahnya Ayah Lebih Jarang
Bocah 8 Tahun Meninggal Karena Balon Helium