SURATDOKTER.com - Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa kemarahan yang ditunjukkan oleh ayah bisa meninggalkan bekas emosional yang lebih kuat dalam ingatan anak dibandingkan dengan kemarahan ibu.
Meskipun dalam kehidupan sehari-hari ibu lebih sering berinteraksi dan menegur anak, ekspresi kemarahan dari ayah justru cenderung lebih membekas, bahkan dapat berpengaruh pada kesehatan mental anak dalam jangka panjang.
Baca Juga: 6 Hal yang Diwariskan Oleh Ayah Secara Genetik Pada Anaknya!
Dampak Kemarahan Ayah Terhadap Kecemasan Anak
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal American Journal of Men’s Health menemukan bahwa perasaan negatif yang berasal dari ayah, terutama kemarahan, memiliki hubungan erat dengan munculnya gejala kecemasan pada anak.
Studi ini dilakukan pada anak-anak usia 8 hingga 18 tahun dan menunjukkan bahwa interaksi yang penuh ketegangan dengan ayah dapat menyebabkan ikatan emosional yang tidak sehat.
Ketika keterikatan ini tidak terbentuk secara aman, anak mengalami kesulitan dalam mengatur emosi, yang pada akhirnya bisa menimbulkan kecemasan.
Para peneliti mencatat bahwa kemarahan ayah sering kali berperan dalam menciptakan pola hubungan yang rapuh, di mana anak tidak merasa cukup aman secara emosional.
Kondisi ini berdampak pada kemampuan anak dalam menghadapi tekanan emosional, terutama ketika tidak memiliki dukungan yang konsisten dari figur ayah.
Mengapa Kemarahan Ayah Lebih Mengguncang Emosi Anak?
Peran ayah dalam rumah tangga sering kali lebih dihubungkan dengan sosok otoritatif, yang cenderung lebih tenang dan tidak banyak menampakkan emosi sehari-hari. Karena itu, ketika ayah menunjukkan kemarahan, kejadian tersebut terasa lebih tidak biasa dan mengejutkan bagi anak.
Situasi seperti ini dinilai otak sebagai peristiwa penting, yang kemudian disimpan dalam memori jangka panjang.
Baca Juga: Tahukah Kamu, Sperma Ayah Bukan Hanya Membawa DNA Tapi Juga Trauma Masa Kecilnya
Secara neurologis, saat seseorang mengalami peristiwa emosional yang intens, bagian otak yang disebut amigdala akan aktif. Ini adalah pusat pengatur emosi, terutama yang berkaitan dengan rasa takut.
Artikel Terkait
Dampak Silent Divorce Pada Keluarga Terutama Anak-Anak
Studi Mengungkapkan Bahwa Berbicara Dengan Orang Toksik Bisa Menguras Tenaga
5 Tipe Love Language yang Umum Dikenal, Bahasa Cinta yang Sempat Jadi Permasalahan di Awal Hubungan Luna Maya dan Maxime Bouttier
Studi : Anak yang Kerap Dimarahi dan Dipukul Orang Tua Berisiko Alami Penyusutan Volume Otak serta Gangguan Cemas dan Depresi
Heboh Pernikahan Dini di Lombok, Berapa Usia Minimal Menikah Menurut UU?