• Senin, 22 Desember 2025

Mempunyai Karakter yang Selalu Ingin Menyenangkan Orang Lain Bisa Berbahaya Bagi Diri Sendiri

Photo Author
- Jumat, 11 April 2025 | 20:00 WIB
Apakah Anda mempunyai karakter selalu ingin menyenangkan orang lain?
Apakah Anda mempunyai karakter selalu ingin menyenangkan orang lain?

SURATDOKTER.com - Banyak orang merasa bangga saat dikenal sebagai pribadi yang selalu ramah, peduli, dan siap membantu siapa pun. Mereka dikenal sebagai "si baik hati" dalam keluarga atau lingkungan pertemanan, selalu menjadi tempat curhat dan penengah dalam konflik.

Namun, tidak semua orang menyadari bahwa kebiasaan selalu menyenangkan orang lain bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri.

Kebaikan yang Menjadi Beban

Tidak dapat dipungkiri bahwa bersikap baik kepada orang lain adalah hal positif. Namun, ketika keinginan untuk menyenangkan semua orang berubah menjadi kebiasaan yang tidak sehat, itu bisa berbahaya.

Baca Juga: Ketagihan ’Scroll’ TikTok? Studi Ungkap Cara Kerja Platform Pengaruhi Otak

Sering kali, orang dengan kepribadian seperti ini cenderung menekan keinginan dan kebutuhan pribadi demi menjaga hubungan tetap harmonis.

Psikolog telah lama mempelajari sifat agreeableness atau keramahan sebagai salah satu ciri kepribadian. Meskipun pada dasarnya sifat ini berhubungan dengan empati, kerja sama, dan kelembutan hati, kenyataannya lebih kompleks dari yang terlihat.

Orang dengan tingkat keramahan tinggi cenderung kesulitan menetapkan batasan, menyampaikan kebutuhan pribadi, dan bersikap tegas ketika diperlukan. Akibatnya, hal ini bisa menimbulkan kelelahan emosional, kecemasan, bahkan rasa tertekan.

Contoh Nyata dari Kelelahan Menjadi "Si Baik Hati"

Untuk memahami lebih dalam, mari melihat kisah Elena, seorang kurator museum berusia 42 tahun dari Minneapolis. Di tempat kerja, Elena dikenal sebagai sosok yang selalu mendukung dan membantu siapa pun yang membutuhkan.

Namun, di balik senyum dan sikap ramahnya, ia sebenarnya merasa tertekan. Elena sering mengalami migrain, susah tidur, dan merasa seolah dirinya menghilang dari kehidupannya sendiri. Ia merasa harus mengorbankan kebahagiaannya demi kenyamanan orang lain.

Kisah lain datang dari Renzo, seorang koki berusia 29 tahun di Santa Fe. Renzo merasa bangga dengan sifatnya yang selalu tenang dan mudah bergaul. Namun, dalam hubungan romantis, ia merasa sering dimanfaatkan.

Ia selalu berpikir bahwa jika ia bersikap cukup baik, pasangannya akan memperlakukannya dengan baik pula. Sayangnya, sikapnya yang terlalu mengalah justru membuat orang lain tidak menghargainya.

Baca Juga: Apakah Anda Memiliki Wajah Orang Kaya atau Orang Miskin? Sebuah Studi Menjelaskan Bagaimana Wajah Anda Bisa Mempengaruhi Kekayaan mu

Dampak Buruk Menjadi Terlalu Baik

Dari kisah Elena dan Renzo, terlihat bahwa menjadi orang yang selalu menyenangkan orang lain tidak selalu membawa kebahagiaan. Kebaikan yang berlebihan bisa membuat seseorang kehilangan identitasnya.

Ketika tidak mampu menyuarakan keinginan dan kebutuhan pribadi, rasa kesal dan sakit hati akan menumpuk seiring waktu. Akhirnya, seseorang bisa merasa kehilangan diri sendiri karena selalu mengutamakan kepentingan orang lain.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: Pshycology Today

Artikel Terkait

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB

Terpopuler

X