Studi Terbaru Mengatakan Transgender Biasanya Alami Gangguan Mental dan Lebih Cenderung Ingin Bunuh Diri

Situasi ini menyebabkan mereka mengalami ketidaknyamanan psikologis yang berkelanjutan dan berkontribusi pada meningkatnya gangguan mental di kalangan mereka.

Selain itu, akses terhadap layanan kesehatan mental yang memadai juga masih menjadi tantangan. Banyak individu transgender merasa sulit mendapatkan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, baik dari tenaga kesehatan maupun lingkungan sosial.

Baca Juga: Kemenkes Sebut Sudah Mengatur Agar Cek Kesehatan Gratis Tidak Ganggu Layanan Puskesmas Rutin

Pentingnya Dukungan Sosial

Peneliti utama dalam studi ini menekankan bahwa semakin banyak upaya yang dilakukan untuk mendukung individu transgender, semakin baik pula kondisi kesehatan mental mereka.

Dukungan yang dimaksud tidak hanya berasal dari keluarga dan teman, tetapi juga dari masyarakat secara keseluruhan.

Seorang dokter yang berpraktik di Halifax, Nova Scotia, Kanada, juga menyampaikan bahwa dirinya tidak terkejut dengan hasil studi ini.

Banyak pasien transgender yang ia tangani sering kali menghadapi pelecehan dan kekerasan setiap harinya, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap buruknya kondisi kesehatan mental mereka.

Selain itu, kelompok advokasi LGBTQ+ menyoroti bahwa temuan ini mencerminkan tingginya tingkat diskriminasi dan kekerasan yang dihadapi oleh komunitas transgender.

Mereka menekankan bahwa semua pihak memiliki tanggung jawab untuk melawan misinformasi serta retorika yang penuh kebencian, agar individu transgender merasa dihargai dan dicintai.

Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Transgender

Melihat tingginya angka gangguan mental dan percobaan bunuh diri di kalangan individu transgender, diperlukan langkah-langkah nyata untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan meliputi:

Baca Juga: Mobil Curhat RK Untuk Bantu Kesehatan Mental Warga DKI: Ini Tanggapan Psikolog

1. Meningkatkan Akses Layanan Kesehatan Mental
Penting bagi pemerintah dan institusi kesehatan untuk menyediakan layanan kesehatan mental yang ramah terhadap individu transgender. Tenaga medis perlu diberikan pelatihan agar dapat memahami kebutuhan mereka dengan lebih baik.