Anak-anak yang terlibat dalam intimidasi saudara kandung (dalam peran apa pun) lebih mungkin terlibat dalam intimidasi di luar rumah—sebagai pelaku intimidasi, pihak yang mendukung, atau penerima intimidasi.
Ajarkan keterampilan emosional dan interpersonal.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan bahasa yang kaya emosi—di mana orang tua berbicara tentang perasaan dan bagaimana perasaan dikelola dalam diri mereka sendiri dan orang lain—memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi, lebih baik dalam menavigasi kelompok teman sebaya, dan lebih cenderung membela orang-orang yang tidak memiliki emosi.
Baca Juga: Mengenal Gangguan Kesehatan Mental dan Cara Pengobatannya
Jika pembicaraan tentang kehidupan emosional dinormalisasi dalam sebuah keluarga, anak akan lebih cenderung mengungkit masalah yang sulit agar tidak berlarut-larut dan merugikan.
Jadikan pembelajaran tentang hubungan sebagai prioritas utama.
Orang tua dapat melakukan percakapan tentang hubungan interpersonal sambil membaca buku cerita atau mengamati interaksi sehari-hari, bahkan dengan anak yang masih sangat kecil.
Baca Juga: Minum Air Dingin Saat Cuaca Panas Ternyata Berbahaya, Bagaimana Bisa?
Misalnya, dalam suatu konflik hubungan, menyebutkan berbagai perasaan dan perspektif yang mungkin dimiliki oleh orang yang berbeda merupakan awal yang penting untuk menyelesaikan masalah dengan solusi yang terhormat.
Untuk siswa sekolah menengah, tambahkan percakapan tentang hubungan online (gunakan skrip percakapan bermanfaat seperti ini, jika diperlukan).
Mendorong persahabatan yang suportif dan kelompok teman sebaya yang konstruktif.
Baca Juga: Apa Itu Teh Nanas dan Bisakah Membantu Meredakan Alergi?
Merupakan “asuransi” yang baik bagi anak-anak untuk membina hubungan dengan teman sebaya di beberapa lingkungan berbeda di dalam dan di luar sekolah, seperti liga olahraga komunitas, klub luar sekolah, atau antar tetangga atau keluarga besar.
Jumlahnya tidak harus banyak—bahkan satu teman di tempat berbeda pun sudah cukup untuk melindungi kita.
Ketika anak-anak menghadapi kesulitan kecil, bantulah mereka menumbuhkan pola pikir ketahanan yang memanfaatkan kekuatan unik mereka.
Baca Juga: Apa Itu Teh Nanas dan Bisakah Membantu Meredakan Alergi?
Jika mereka lucu, bisakah mereka mengalihkan masalah dengan menggunakan rasa humor?
Jika mereka terampil dalam bersosialisasi, dapatkah mereka meminta dukungan dari teman? Jika mereka pemalu, pendiam, dan pendiam, dapatkah mereka menemukan cara yang cocok untuk mengeksplorasi perasaan mereka, melalui membaca, menulis, bergerak, atau berteman dengan hewan?
Kadang-kadang anak-anak perlu meminjam kepercayaan Anda pada mereka untuk mengatasi masa sulit, untuk mengetahui bahwa Anda percaya pada kemampuan mereka ketika mereka merasa tidak yakin.
Mereka juga dapat memperoleh manfaat dari pemahaman bahwa orang dapat berubah, perasaan dapat berubah, dan situasi tidak selalu seperti saat ini.
Baca Juga: Limfoma : Penyebab, Gejala dan Cara Pengobatan
Biarkan mereka tahu bahwa upaya dan praktik mereka penting; mereka dapat membantu mewujudkan perubahan tersebut.
Kembangkan hubungan dengan personel sekolah dan orang tua lainnya.
Artikel Terkait
Mengenal Gangguan Kesehatan Mental dan Cara Pengobatannya
7 Manfaat Masker Kunyit untuk Atasi Permasalahan Pada Wajah
Mata Ikan di Kaki : Arti, Ciri-ciri Serta Cara Penanganan Secara Medis
Divonis 2 Tahun Penjara Karena Jadi Produsen Obat Penyebab Gagal Ginjal Akut, Bos PT Afi Farma Tak Lakukan Hal
Belajar Dari Kasus Bullying di Tambun, Ini Efek Perundungan Bagi Mental Anak