• Senin, 22 Desember 2025

Mengungkap Kepribadian Paranoid, Selalu Curiga Hingga Sulit Bersikap Santai

Photo Author
- Selasa, 19 September 2023 | 06:00 WIB
Orang yang mengalami gangguan kepribadian paranoid cenderung sulit atau bahkan tidak mampu mempercayai niat baik orang lain. (pixabay.com/giselafotografie)
Orang yang mengalami gangguan kepribadian paranoid cenderung sulit atau bahkan tidak mampu mempercayai niat baik orang lain. (pixabay.com/giselafotografie)

SURATDOKTER.com - Paranoid adalah salah satu jenis gangguan kepribadian psikologis yang serius. Gangguan ini ditandai oleh munculnya rasa curiga dan ketakutan yang berlebihan terhadap orang lain, yang sering kali melebihi batasan realitas.

Orang yang mengalami gangguan kepribadian paranoid cenderung sulit atau bahkan tidak mampu mempercayai niat baik orang lain, dan mereka memiliki pola pikir yang berbeda dari kebanyakan orang.

Gangguan kepribadian paranoid ini umumnya muncul sebagai hasil dari trauma psikologis yang dialami pada masa lalu.

Pengalaman-pengalaman traumatis seperti pengkhianatan dan pelecehan dapat memberi kontribusi besar terhadap perkembangan gangguan ini. Selain itu, genetika dan faktor lingkungan juga dapat berperan dalam munculnya gangguan ini.

Lebih sering daripada tidak, gangguan kepribadian paranoid umumnya dialami oleh laki-laki daripada perempuan. Biasanya, gangguan ini muncul pada usia remaja atau awal dewasa.

Namun, terkadang, gejala-gejala paranoid juga dapat muncul sejak masa kanak-kanak, meskipun pada tingkat yang lebih ringan.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gejala paranoid. Berikut adalah faktor-faktor tersebut:

Faktor yang Meningkatkan Risiko Paranoid

  1. Trauma Psikologis

Pengalaman traumatis seperti pelecehan seksual atau kekerasan fisik dalam masa lalu dapat berperan dalam perkembangan gangguan kepribadian paranoid. Pengalaman-pengalaman ini bisa memicu rasa curiga yang berlebihan terhadap orang lain.

  1. Gangguan Mental Lain

Gangguan kepribadian paranoid seringkali terkait dengan gangguan mental lain, seperti gangguan kecemasan, depresi, atau skizofrenia. Gejala-gejala dari gangguan ini dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang.

  1. Stres Berat dan Tekanan Batin

Stres kronis atau tekanan batin yang berat dalam kehidupan seseorang dapat memicu atau memperburuk gejala paranoid. Gangguan ini seringkali memuncak dalam situasi-situasi yang penuh tekanan.

  1. Gangguan pada Otak

Beberapa kondisi medis yang memengaruhi fungsi otak, seperti demensia, penyakit Huntington, stroke, atau penyakit Parkinson, dapat menyebabkan perubahan perilaku dan pola pikir yang lebih paranoid.

  1. Insomnia Berat

Kurang tidur yang kronis atau insomnia berat dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Hal ini dapat memperburuk gejala paranoid atau membuatnya lebih sulit diatasi.

  1. Konsumsi Alkohol dan Narkoba

Penggunaan minuman beralkohol yang berlebihan atau penggunaan narkoba dalam jangka panjang dapat merusak kesehatan mental seseorang. Penggunaan zat-zat ini dapat memicu atau memperburuk gejala paranoid.

Orang yang mengalami gangguan ini seringkali sulit atau bahkan tidak mampu mempercayai orang lain, dan mereka memiliki pikiran paranoid yang mendalam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tia Mardwi

Sumber: Alodokter.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB

Terpopuler

X