SURATDOKTER.com - Mengetahui cara membangun ketahanan pada anak akan membantu Anda membekali anak untuk menghadapi suka dan duka dalam hidupnya.
Perjalanan dari masa anak-anak menuju masa dewasa ditandai dengan berbagai tantangan dalam hidup.
Beberapa tekanan yang akan mereka rasakan yaitu seperti tekanan dalam nilai akademis, kebutuhan ekonomi, perubahan dinamika keluarga, hubungan dengan teman sebaya dan dunia digital yang semakin berkembang.
Hal ini tentu saja dapat berdampak buruk pada pikiran anak remaja yang tengah berkembang ke fase dewasa.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara membangun ketahanan pada anak.
Anak-anak dapat mengalami kemunduran emosional yang mengarahkan mereka pada mekanisme penanggulangan yang tidak sehat seperti penggunaan narkoba, konflik, putus sekolah, dan rentan terhadap kecemasan, depresi, penggunaan narkoba, dan juga upaya bunuh diri.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, penting bagi orang tua untuk berfokus pada cara-cara membangun ketahanan pada anak dalam mengelola kesulitan dalam hidup, membekali mereka dengan cara-cara yang mereka perlukan untuk menghadapi naik turunnya kehidupan.
Berikut 6 tips untuk menanamkan nilai ketahanan pada anak dalam mengatasi kesulitan dalam hidup seperti dilansir dari Berbagai Sumber.
Simak tipsnya di bawah ini!
Apa itu ketahanan?
Ketahanan didefinisikan sebagai kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan, beradaptasi terhadap perubahan, dan berkembang meskipun dalam keadaan yang penuh tantangan.
Ini bukan tentang menghindari kesulitan, namun tentang mengembangkan kapasitas untuk secara efektif mengatasi dan belajar dari kesulitan tersebut.
Ketahanan bukanlah sifat yang statis. Sebaliknya, ini adalah keterampilan yang dapat dikembangkan dan diperkuat seiring berjalannya waktu.
Apa saja cara untuk membangun ketahanan pada anak?
1. Meningkatkan bonding orang tua-anak
Orang tua dan wali harus secara aktif mendengarkan dan terlibat dalam percakapan yang tidak menghakimi, memvalidasi emosi dan pengalaman anak-anak.
Remaja harus didorong untuk mengomunikasikan pemikiran dan perasaan mereka dengan orang tua, menumbuhkan rasa memiliki dan merasa aman.
Mengetahui bahwa mereka tidak sendirian dalam berjuang saat menghadapi kesulitan dalam hidup, dapat memberikan kenyamanan dan dorongan selama masa-masa sulit dan membangun ketahanan.
Menetapkan batasan dalam penggunaan perangkat elektronik dan mendorong mereka untuk terlibat dalam aktivitas offline dapat membantu mereka memutuskan hubungan dengan dunia maya dan fokus pada pengembangan koneksi di dunia nyata.
Ini adalah hal yang penting untuk membangun ketahanan anak dalam mengelola kesulitan dalam hidup.
2. Mengembangkan kemampuan dalam mengatasi masalah
Mendidik remaja untuk memprioritaskan kesejahteraan fisik, emosional, dan mental memberikan pesan bahwa kesehatan mereka penting.
Melakukan olahraga teratur, menjaga pola makan seimbang, cukup tidur, latihan mindfulness, latihan pernapasan, menulis jurnal, dan terlibat dalam upaya kreatif seperti seni atau musik diketahui dapat berfungsi sebagai cara yang sehat untuk memproses emosi dan meningkatkan perawatan diri.
Selain itu, penting bagi orang tua untuk mengajari anak dalam mengidentifikasi perasaan dan mengekspresikannya dengan cara yang konstruktif.
Hal ini dapat mencegah penekanan emosi dan meningkatkan kecerdasan emosional.
3. Biasakan untuk membicarakan kegagalan
Penting bagi generasi muda diajari menerima kegagalan. Hal ini sebagai kesempatan bagi mereka untuk belajar dan berkembang, tetapi bukan sebagai cerminan harga diri mereka.
Artikel Terkait
8 Cara Alami Menurunkan Berat Badan secara Permanen
Kadar Kolesterol Picu Penyakit Jantung: Cobalah Beberapa Olahraga Berikut Untuk Mengatasinya
Biotin vs Vitamin D: Mana yang Lebih Baik Untuk Mengatasi Kerontokan Rambut, Temukan Jawabannya Disini
Jarang Disadari! Efek Samping Mengonsumsi Lemon Secara Berlebihan
STOP Pakai Pasta Gigi! Berikut Cara Mengatasi Luka Bakar Ringan