SURATDOKTER.com - Skinny fat adalah istilah populer yang menggambarkan kondisi tubuh tampak kurus dari luar, namun sebenarnya memiliki persentase lemak tubuh yang tinggi dan massa otot yang rendah.
Kondisi ini sering tidak disadari, karena penampilan fisik terlihat ramping. Padahal, skinny fat dapat meningkatkan risiko kesehatan jangka panjang jika tidak ditangani.
Baca Juga: Label Gula, Garam, Lemak Wajib Hadir: Industri Diberi Tenggat 2 Tahun
Mengapa Skinny Fat Bisa Terjadi?
Penyebab utama skinny fat berkaitan dengan gaya hidup sehari-hari. Pola makan tinggi karbohidrat sederhana dan lemak jenuh, ditambah kurangnya aktivitas fisik, membuat tubuh menyimpan lemak berlebih.
Otot yang jarang dilatih akan berkurang kekuatannya, sehingga komposisi tubuh menjadi tidak seimbang. Faktor genetik, stres, dan pola tidur yang buruk juga berperan dalam memperburuk kondisi ini.
Ciri-Ciri Tubuh Skinny Fat
Meski terlihat kurus, seseorang dengan skinny fat memiliki tanda-tanda tertentu, seperti:
- Lingkar perut yang lebih besar dibanding bagian tubuh lain.
- Otot yang tampak lemah atau tidak terbentuk.
- Kelelahan saat melakukan aktivitas fisik ringan.
- Massa otot rendah ketika dilakukan pemeriksaan komposisi tubuh.
Secara kasat mata, kondisi ini bisa saja terlihat biasa, namun pemeriksaan kadar lemak tubuh sering menunjukkan hasil di atas normal.
Dampak Skinny Fat bagi Kesehatan
Skinny fat bukan sekadar masalah estetika, melainkan berhubungan langsung dengan kesehatan. Lemak berlebih di dalam tubuh, terutama lemak visceral yang menumpuk di sekitar organ, dapat meningkatkan risiko:
- Sindrom metabolik.
- Diabetes tipe 2.
- Tekanan darah tinggi.
- Penyakit jantung.
- Osteoporosis akibat massa otot yang rendah.
Dengan kata lain, seseorang yang terlihat kurus pun tidak otomatis terhindar dari penyakit berbahaya jika tubuhnya menyimpan lemak tersembunyi.
Baca Juga: Fat Blocker: Suplemen Penangkal Lemak atau Sekadar Janji Kosong?
Cara Mengatasi Skinny Fat