2. Hubungan dengan gangguan sensori
Misophonia berkaitan dengan sensitivitas pendengaran, mirip dengan kondisi yang terjadi pada beberapa gangguan sensorik.
3. Riwayat kecemasan atau stres
Emosi yang belum terselesaikan dapat membuat tubuh lebih sensitif terhadap stimulus suara.
4. Faktor genetik
Beberapa laporan menunjukkan kondisi ini dapat muncul dalam satu keluarga, menandakan kemungkinan faktor keturunan.
Cara Mengelola Misophonia
Walaupun belum ada obat khusus, beberapa langkah dapat membantu mengurangi dampaknya:
1. Menggunakan teknik koping
Metode seperti napas dalam, grounding, atau relaksasi membantu menurunkan respons cepat ketika suara pemicu muncul.
2. Terapi CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
Terapi ini membantu mengubah pola pikir dan reaksi terhadap suara pemicu sehingga respons emosional menjadi lebih terkendali.
3. Menggunakan noise-cancelling atau white noise
Suara tambahan yang stabil seperti white noise dapat membantu menutupi suara pemicu.
4. Memberi batasan dengan lingkungan
Memberi tahu keluarga atau orang dekat dapat membantu mereka memahami kondisi dan menghindari suara pemicu tertentu.
5. Melatih toleransi bertahap
Paparan suara pemicu dengan intensitas kecil secara bertahap dapat menurunkan sensitivitas otak terhadap suara tersebut.
Baca Juga: Aquagenic Urticaria: Reaksi Alergi yang Terjadi Saat Kulit Bersentuhan dengan Air
Misophonia adalah kondisi neurologis dan emosional yang nyata. Kondisi ini bukan “manja” atau “terlalu sensitif”, tetapi respons otak yang bekerja secara berbeda. Dengan pengelolaan yang tepat, penderita tetap dapat menjalani aktivitas harian dengan nyaman. Memahami pemicunya, mencari dukungan, serta menjalani terapi dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.***
Artikel Terkait
Fibrodysplasia Ossificans Progressiva (FOP): Ketika Jaringan Lunak Berubah Menjadi Tulang
Hypertrichosis: Kondisi Pertumbuhan Rambut Berlebihan yang Masih Menjadi Misteri Medis
Kuru Disease: Gangguan Neurodegeneratif Langka yang Dikenal di Papua Nugini
Aquagenic Urticaria: Reaksi Alergi yang Terjadi Saat Kulit Bersentuhan dengan Air
Cotard Syndrome: Kondisi Neuropsikiatri yang Membuat Penderita Merasa Telah Meninggal