Beberapa prosedur yang umumnya digunakan dokter untuk menegakkan diagnosis kanker hati meliputi:
- Tes darah: Mengukur kadar enzim hati serta protein AFP (alpha-fetoprotein) yang cenderung meningkat pada penderita kanker hati.
- USG, CT Scan, atau MRI: Digunakan untuk melihat kondisi jaringan hati secara visual dan menilai keberadaan tumor.
- Biopsi hati: Pengambilan sampel jaringan hati untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium, terutama jika hasil pencitraan belum memberikan kepastian.
Penanganan dan Pengobatan
Strategi pengobatan kanker hati ditentukan berdasarkan stadium penyakit, kondisi kesehatan umum pasien, serta fungsi hati secara keseluruhan. Berikut beberapa pendekatan medis yang sering digunakan:
1. Operasi pengangkatan tumor (reseksi)
Jika kanker masih terbatas pada bagian tertentu dan belum menyebar, dokter bisa melakukan operasi untuk mengangkat bagian hati yang terkena.
2. Transplantasi hati
Pada kasus tertentu, terutama jika kanker terjadi pada hati yang sudah rusak total, transplantasi hati menjadi pilihan utama. Ini sekaligus mengganti organ yang sudah tidak berfungsi dengan hati yang sehat dari donor.
3. Terapi ablasi atau embolisasi
Teknik ini digunakan untuk menghancurkan sel kanker secara langsung melalui panas, gelombang radio, atau zat kimia, serta memutus aliran darah ke sel tumor agar tidak berkembang lebih lanjut.
4. Kemoterapi dan terapi target
Digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan sel kanker yang sudah menyebar. Terapi target lebih spesifik dalam membidik protein tertentu yang berperan dalam pertumbuhan kanker.
Baca Juga: Rumah Sakit di Malaysia Punya Teknologi Pendeteksi Awal Kanker, Bahkan Sebelum Timbul Gejala
Kanker hati adalah penyakit serius yang sering terlambat terdeteksi karena gejalanya samar. Namun, dengan mengenali tanda-tanda awal dan melakukan pemeriksaan rutin terutama bagi yang memiliki faktor risiko seperti hepatitis atau sirosis, peluang hidup bisa meningkat.
Penanganan yang cepat dan tepat akan memberikan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan menunggu hingga penyakit berkembang lebih parah.
Oleh karena itu, waspadai setiap perubahan pada tubuh dan jangan ragu untuk berkonsultasi ke tenaga medis bila muncul keluhan mencurigakan.***
Artikel Terkait
Rumah Sakit di Malaysia Punya Teknologi Pendeteksi Awal Kanker, Bahkan Sebelum Timbul Gejala
Apakah Kelebihan Berat Badan Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Usus Besar? Ini Penjelasan Sederhananya
Kenapa Pasien Kanker Sering Merasa Mual dan Muntah Setelah Kemoterapi? Yuk, Cari Tahu Alasannya
Sedang Fokus Pengobatan Kanker, Vidi Aldiano Akhirnya Buka Suara Terkait Polemik Lagu Nuansa Bening: Semoga Ada Jalan Tengah
Apakah Hepatitis Bisa Menyebabkan Kanker Hati? Ini Penjelasannya