Bahaya Silent Stroke: Bisa Terjadi Saat Kamu Lagi Tidur Nyenyak

Apa Hubungannya dengan Stroke Ringan?

Silent stroke sering kali dianggap sebagai bagian dari stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA). Bedanya, pada stroke ringan, gejalanya muncul sebentar lalu hilang sendiri.

Sedangkan pada silent stroke, gejalanya hampir tidak terasa sama sekali. Tapi keduanya sama-sama memberi sinyal: ada yang salah dengan sirkulasi darah ke otakmu.

Dan jika tidak segera dicegah, silent stroke bisa menjadi “bocoran kecil” yang suatu hari menjebol tembok pertahanan tubuh dan menyebabkan stroke besar.

Bisa Dicegah, Tapi Harus Mulai Sekarang

Kabar baiknya, silent stroke bisa dicegah. Tapi butuh kesadaran dari sekarang, bahkan saat kamu masih muda dan merasa sehat. Beberapa langkah pencegahan paling efektif antara lain:

1. Kontrol tekanan darah secara rutin

2. Kurangi konsumsi makanan tinggi garam dan kolesterol

3. Berhenti merokok dan batasi alkohol

4. Aktif bergerak, minimal 30 menit per hari

5. Jaga berat badan ideal

6. Periksa kesehatan secara berkala, terutama jika ada riwayat stroke atau penyakit jantung di keluarga

Baca Juga: Hadi Saputra : Aku Olahraga, Tidak Merokok, Tidak Begadang Tapi Kena Stroke!

Dan yang tak kalah penting: jangan anggap enteng sinyal tubuhmu sendiri. Jika kamu merasa ada perubahan yang aneh tapi sulit dijelaskan, jangan ragu periksa ke dokter.

 Diam-diam Mematikan

Silent stroke bukan sekadar istilah medis yang asing, ia nyata, berbahaya, dan bisa terjadi pada siapa saja, bahkan saat kamu tidur lelap. Justru karena diam-diam itulah ia jadi ancaman yang sering luput dari perhatian.

Jangan tunggu sampai semuanya terlambat. Waspadai gejalanya, kenali risikonya, dan mulai rawat tubuhmu dari sekarang.

Karena saat kamu sedang tidak sadar, otakmu tetap bertarung. Dan mungkin saja, tanpa kamu tahu, ia sudah kalah satu ronde.***