SURATDOKTER.com - Alopesia areata adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kerontokan rambut dalam bentuk bercak-bercak bulat di berbagai area tubuh, terutama pada kulit kepala.
Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang folikel rambut, sehingga rambut rontok secara tidak merata.
Meskipun tidak berbahaya secara fisik, alopesia areata dapat berdampak pada kondisi psikologis penderitanya, seperti stres, cemas, dan depresi.
Baca Juga: Penelitian Mengungkapkan Kebiasaan Minum Soda Bisa Sebabkan Kerontokan Rambut
Gejala Alopesia Areata
Gejala utama alopesia areata adalah munculnya bercak-bercak kebotakan berbentuk bulat di kulit kepala atau bagian tubuh lainnya.
Pada beberapa kasus, rambut rontok terjadi secara tiba-tiba dan dalam jumlah besar. Selain itu, beberapa penderita mungkin mengalami perubahan pada kuku berupa cekungan kecil atau tekstur kasar seperti ampelas.
Pada kasus ringan, kerontokan rambut bisa hanya terjadi di beberapa bagian kecil. Namun, pada kasus yang lebih parah, kebotakan bisa terjadi secara menyeluruh pada kulit kepala (alopesia areata totalis) atau bahkan pada seluruh tubuh (alopesia areata universalis).
Meskipun sebagian besar penderita tidak merasakan nyeri atau gatal, ada beberapa kasus di mana area kebotakan terasa gatal atau berubah warna menjadi kemerahan atau keabuan. Selain itu, rambut yang tumbuh kembali bisa berwarna putih atau lebih tipis dari sebelumnya.
Penyebab dan Faktor Risiko
Alopesia areata disebabkan oleh gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang menyerang folikel rambut seolah-olah merupakan benda asing.
Hingga saat ini, penyebab pasti dari penyakit ini belum sepenuhnya diketahui. Namun, faktor genetik dan riwayat penyakit autoimun dalam keluarga diduga berperan penting.
Stres emosional dan tekanan psikologis juga kerap dikaitkan dengan alopesia areata. Hal ini terjadi karena stres dapat memicu respons autoimun yang mengakibatkan kerontokan rambut.
Baca Juga: Rambut Rontok Parah? Jangan Anggap Sepele, Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius yang Mengintai!
Beberapa kondisi autoimun lain, seperti diabetes, lupus, atau penyakit tiroid, juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena alopesia areata.
Dokter biasanya mendiagnosis alopesia areata melalui pemeriksaan fisik dan riwayat medis pasien. Pemeriksaan visual pada area kebotakan dapat menunjukkan karakteristik rambut rontok yang khas.
Artikel Terkait
Jangan Sampai Botak Saat Masih Muda! Berikut Sebab, Cara Mencegah dan Penanganan Kebotakan Dini
Trichotilomania: Suka Cabut Rambut Sendiri Sampe Botak, Emang Ada?
Penyakit Misterius Menyerang 3 Desa di India: Rambut Warga Rontok Hingga Botak Hanya Dalam Waktu Seminggu!
Kabar Duka: Kent Lisandi, Korban Penipuan 30M Maybank Meninggal Dunia Akibat Serangan Jantung yang Dipicu Stres dan Kelelahan
Waspada! Stres Bisa Memicu Penyakit Jantung, Ini Penjelasannya!