• Senin, 22 Desember 2025

Seasonal Affective Disorder (SAD): Depresi Musiman yang Bisa Ganggu Sistem Kekebalan Tubuh

Photo Author
- Jumat, 21 Februari 2025 | 21:20 WIB
SAD
SAD

SURATDOKTER.com - Saat musim berganti, banyak orang merasakan perubahan suasana hati, tingkat energi, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Bagi sebagian orang, perubahan ini dapat berkembang menjadi Seasonal Affective Disorder (SAD), yaitu gangguan depresi yang sering muncul saat musim gugur dan musim dingin.

SAD tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga dapat berdampak pada sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana SAD bekerja dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.

Apa Itu Seasonal Affective Disorder (SAD)?

SAD merupakan bentuk depresi yang terjadi secara musiman, umumnya muncul ketika jumlah sinar matahari berkurang pada musim dingin.

Gangguan ini diyakini berkaitan dengan perubahan ritme sirkadian tubuh, ketidakseimbangan hormon seperti melatonin dan serotonin, serta berkurangnya paparan cahaya alami.

Gejala yang umum terjadi pada penderita SAD meliputi:

  • Perasaan sedih atau kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari
  • Kelelahan berlebihan dan rendahnya energi
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Peningkatan keinginan untuk mengonsumsi makanan berkarbohidrat
  • Gangguan tidur, baik insomnia maupun tidur berlebihan
  • Menarik diri dari lingkungan sosial

Baca Juga: Apakah Kamu Punya Kebiasaan Suka Menyimpan Barang? Hati-hati Bisa Jadi Gejala Hoarding Disorder!

Selain mempengaruhi kondisi psikologis, SAD juga dapat berdampak pada kesehatan fisik, terutama sistem kekebalan tubuh.

Bagaimana SAD Mempengaruhi Sistem Kekebalan Tubuh?

Stres dan depresi yang berkepanjangan, seperti yang terjadi pada penderita SAD, dapat meningkatkan kadar kortisol dalam tubuh.

Kortisol adalah hormon yang dihasilkan saat tubuh mengalami stres. Jika kadarnya terus meningkat dalam jangka waktu lama, sistem kekebalan tubuh dapat menjadi lebih lemah.

Dampak SAD terhadap imunitas antara lain:

  1. Menurunnya respons imun – Produksi sel darah putih, yang berperan dalam melawan infeksi, menjadi lebih rendah. Akibatnya, tubuh lebih rentan terhadap penyakit.
  2. Peningkatan peradangan – Stres kronis dan depresi dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh, yang berkaitan dengan berbagai penyakit kronis, termasuk gangguan autoimun dan penyakit jantung.
  3. Gangguan tidur – Banyak penderita SAD mengalami gangguan tidur yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Kurang tidur membuat tubuh lebih sulit melawan infeksi dan pulih dari penyakit.


Mengingat dampaknya yang luas, mengelola SAD bukan hanya soal meningkatkan suasana hati, tetapi juga melindungi kesehatan secara keseluruhan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Afida Rafi

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB

Terpopuler

X