• Senin, 22 Desember 2025

Ruben Onsu Mengidap Penyakit Empty Sella Syndrome, Apa itu? Kenali Gejala dan Penyebabnya

Photo Author
- Jumat, 24 Mei 2024 | 19:59 WIB
Ruben Onsu mengidap Penyakit Empty Sella Syndrome, Apa itu? Kenali Gejala dan Penyebabnya (royalprogress.com/dr. Clarencia)
Ruben Onsu mengidap Penyakit Empty Sella Syndrome, Apa itu? Kenali Gejala dan Penyebabnya (royalprogress.com/dr. Clarencia)

SURATDOKTER.com - Empty sella syndrome adalah suatu kondisi langka yang terjadi ketika kelenjar pituitari di dalam otak mengalami penyusutan atau tekanan.

Penyebab terjadinya empty sella syndrome dapat disebabkan oleh adanya cairan otak yang mengisi rongga tempat kelenjar pituitari akibat kelainan bawaan.

Selain itu, kondisi ini juga dapat terjadi akibat cedera, tumor, atau perdarahan pada otak.

Kelenjar pituitari terletak di bawah otak dan terlindung dalam rongga otak yang disebut sella turcica.

Organ ini bertanggung jawab dalam produksi hormon yang mengatur berbagai fungsi tubuh, seperti hormon pertumbuhan (growth hormone), serta hormon yang mengatur produksi sel sperma dan sel telur.

Baca Juga: Benarkah Introvert Anti Sosial? Sendiri dan Penyendiri Beda lho! Simak Ulasan Berikut

Penyebab Empty Sella Syndrome

Para ahli dan peneliti belum menemukan penyebab pasti dari kondisi ini.

Namun, kemungkinan penyebabnya adalah kelainan bawaan pada jaringan yang melindungi otak manusia sehingga cairan di serebrospinal bersinggungan dengan kelenjar pituitari.

Akibatnya, kelenjar tersebut mengalami perubahan bentuk.

Ada dua jenis Empty sella syndrome, yaitu primer dan sekunder. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kedua jenis tersebut:

1. Empty Sella Syndrome Primer

Empty sella syndrome sejak lahir menyebabkan sindrom empty sella primer. Sindrom ini mengakibatkan cairan otak bocor dan mengisi rongga sella turcica, serta menekan kelenjar pituitari.

Meskipun demikian, penyebab pasti dari kelainan bawaan ini masih belum diketahui.

2. Empty Sella Syndrome Sekunder

Empty sella syndrome sekunder dapat terjadi karena berbagai kondisi atau penyakit yang dapat mengganggu kelenjar pituitari atau sella turcica, seperti tumor otak, terapi radiasi atau operasi di sekitar kelenjar pituitari, peningkatan tekanan di dalam otak (hipertensi intrakranial), tumor kelenjar hipofisis, cedera kepala atau otak, serta kerusakan pada kelenjar pituitari akibat komplikasi saat melahirkan (sindrom Sheehan).

Kemungkinan lainnya adalah kerusakan kelenjar pituitari yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti tumor, terapi radiasi, operasi otak yang melibatkan kelenjar pituitari, dan trauma kepala.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sofianti Herina

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB

Terpopuler

X