• Senin, 22 Desember 2025

Puluhan Anggota KPPS Cilacap Mengalami Keracunan Makanan, Berikut Cara Mengobatinya

Photo Author
- Rabu, 31 Januari 2024 | 17:11 WIB
Ilustrasi Gejala yang Timbul Akibat Keracunan Makanan, biasanya disebabkan oleh kontaminasi patogen atau bakteri berbahaya pada makanan atau minuman  (freepik/macrovector)
Ilustrasi Gejala yang Timbul Akibat Keracunan Makanan, biasanya disebabkan oleh kontaminasi patogen atau bakteri berbahaya pada makanan atau minuman (freepik/macrovector)

SURATDOKTER.com - Pada Sabtu, 27 Januari 2024, puluhan anggota KPPS di Cilacap, tepatnya di Desa Majingklak, dilarikan ke rumah sakit setempat akibat keracunan makanan.

Para anggota KPPS tersebut mengalami keracunan makanan setelah menyantap nasi kotak dan snack yang disediakan.

Banyak yang mengalami gejala keracunan makanan seperti mual, muntah, sakit perut, sampai diare.

Keracunan makanan bisa menyerang siapapun, ketika makanan atau minuman yang terkontaminasi patogen atau bakteri berbahaya.

Bagaimana cara menghindari keracunan makanan? Simak artikel ini sampai selesai.

Apa Itu Keracunan Makanan

Keracunan makanan adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami sakit setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi patogen, seperti bakteri berbahaya, virus, dan jamur.

Menurut WHO, lebih dari 200 penyakit disebabkan oleh mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi bakteri, virus, patogen atau bahan kimia berbahaya seperti logam berat.

Keracunan makanan bisa terjadi pada level apa saja, dimulai dari produksi, distribusi, sampai konsumsi.

Keracunan makanan juga bisa mencakup pada berbagai macam penyakit, mulai dari diare sampai kanker.

Ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terdapat bakteri berbahaya atau patogen di dalamnya, mereka akan tumbuh dan berkembang di dalam perut.

Hal ini akan menyebabkan gejala keracunan makanan, seperti sakit perut, diare, mual dan muntah.

Penyebab Terjadinya Keracunan Makanan

Keracunan makanan bisa terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah:

  • Bakteri berbahaya bisa ada pada daging mentah atau kurang matang, ikan, dan unggas, produk olahan dari susu yang tidak dipasteurisasi, buah-buahan dan sayur-sayuran yang terkontaminasi, serta air dan minuman.
  • Virus di dalam tubuh yang tersalurkan ke makanan atau minuman melalui partikel viral di udara.
  • Parasit yang mengontaminasi air dan tanah bisa merambat ke hasil panen sayuran atau buah, seafood, daging, unggas, dan sumber makanan lainnya.
  • Prion, yaitu protein yang menyebabkan penyakit sapi gila dan menyebabkan kontaminasi makanan yang berasal dari produk daging sapi.
  • Bahan kimia berbahaya yang secara alami ada pada makanan, misal racun pada jamur, jamur yang tumbuh pada jagung dan biji-bijian yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan jangka panjang.
  • Polutan yang berasal dari produk samping hasil produksi, seperti logam berat (timbal dan merkuri) yang ada di dalam air dan tanah, dapat mengontaminasi makanan dan menyebabkan keracunan makanan.

Berikut ini merupakan contoh keracunan makanan dan gejala yang ditimbulkan

  1. Makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri campylobacteriosis. Biasa ditemukan pada daging, seafood dan unggas yang mentah atau tidak matang sempurna, dan minuman yang terkontaminasi. Gejalanya yaitu diare disertai darah, demam, sakit perut yang berlangsung selama 1 minggu.
  2. Makanan atau minuman yang terkontaminasi parasite giardiasis yang biasa terdapat pada feses. Gejalanya yaitu dehidrasi, kembung, mual, muntah, diare. Berlangsung selama 2-6 minggu.
  3. Hasil panen yang terkontaminasi oleh air kotor (sumber norovirus). Gejala yang ditimbulkan antara lain diare, mual, muntah, dan perut keram. Biasanya berlangsung selama 2 minggu.
  4. Bakteri coli yang menyebabkan perut keram, diare, demam, dan muntah. Biasa ditemukan pada air kotor, sayur-sayuran, daging, dan susu mentah. Gejala bisa berlangsung selama 5-7 hari
  5. Makanan kaleng atau madu yang telah terkontaminasi bakteri berbahaya jenis botulism. Gejala yang ditimbulkan yaitu otot melemah, kesulitan menelan, kesulitan bernafas, penglihatan terganggu, sampai kematian.

Pengobatan dan Pencegahan Keracunan Makanan

Orang yang mengalami keracunan makanan memerlukan perawatan intensif yang bisa dikombinasikan dengan perawatan mandiri di rumah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mahfida Ustadhatul Umma

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB

Terpopuler

X