Faktor Risiko Stroke Infarct
Perlu diketahui, tidak hanya lansia yang memiliki risiko mengalami stroke infarct.
Penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini dapat terjadi pada usia muda, khususnya di rentang usia 15-55 tahun.
Risiko stroke infarct lebih tinggi bagi mereka dengan riwayat:
- Diabetes
- Obesitas
- Kolesterol tinggi
- Gaya hidup tidak sehat
- Hipertensi
- Penyakit jantung
- Kebiasaan merokok
- Konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang dalam jangka panjang
- Usia di atas 55 tahun
- Riwayat serangan stroke ringan
- Faktor genetik
- Penggunaan pil KB atau terapi hormon
- Jenis kelamin pria
Gejala Stroke Infarct
Dengan memperhatikan tanda dan gejala yang muncul dapat mengurangi kerusakan otak dan risiko komplikasi agar segera mendapat penanganan yang tepat.
Berikut adalah beberapa gejala fisik stroke infarct yang perlu diwaspadai:
- Kelemahan, kelumpuhan atau mati rasa pada bagian tubuh, seperti; wajah, lengan, dan kaki yang sering muncul secara tiba-tiba terutama pada satu sisi
- Kesulitan berbicara dan memahami ucapan orang lain
- Kesulitan menggerakkan satu sisi tubuh, seperti menggenggam atau kesulitan melakukan ekspresi wajah
- Susah berjalan
- Pusing
- Jatuh tanpa sebab
- Gangguan penglihatan
- Sakit kepala hebat tanpa alasan yang disertai dengan muntah, pusing dan penurunan kesadaran
Diagnosis dan Pengobatan Stroke Infarct
Dokter dapat mendiagnosa adanya stroke berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik.
Tes seperti CT scan, MRI, dan USG karotis dapat membantu menegakkan diagnosis.
Pengobatan segera untuk stroke iskemik mencakup pemberian obat intravena darurat seperti Tissue Plasminogen Activator (TPA) dan prosedur endovaskular darurat.
Pencegahan Stroke Infarct
Cara pencegahan stroke hampir mirip dengan pencegahan penyakit jantung karena keduanya berhubungan erat dengan kesehatan pembuluh darah.
Beberapa langkah pencegahannya meliputi:
- Menerapkan gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan untuk mendukung kesehatan jantung
- Rutin berolahraga
- Menjaga berat badan agar ideal atau menurunkan berat badan bagi yang obesitas.
- Melakukan pemeriksaan medis secara teratur, terutama tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula.
- Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
- Mengelola stres dan istirahat yang cukup.
- Mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan untuk mengendalikan kondisi yang berhubungan dengan risiko stroke, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan hiperlipidemia.
- Bagi yang berisiko tinggi, konsultasi dengan dokter untuk mempertimbangkan penggunaan aspirin dosis rendah sebagai langkah pencegahan, walaupun tidak semua orang dapat mengonsumsinya.
Baca Juga: Cek Macam-Macam Faktor yang Bisa Meningkatkan Risiko Stroke
Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari pertolongan medis jika muncul tanda atau gejala stroke, seperti; kelumpuhan wajah, kelemahan lengan, kesulitan berbicara, atau perubahan tiba-tiba lainnya untuk mendapatkan pengobatan dan tindakan medis sesegera mungkin.
Karena setiap detik sangat berharga dalam menangani stroke untuk meminimalkan risiko kerusakan otak bahkan kecacatan.***
Artikel Terkait
Mengenal Lebih dalam Tentang PCOS pada Wanita, Gejala, Penyebab dan Pengobatan
Kenali Jenis Penyakit Autoimun
Eks Menteri Rizal Ramli Meninggal Akibat Kanker Pankreas Stadium 4, Kenali Gejala Hingga Potensi Kesembuhan
Pengalaman Operasi Tulang Panggul yang Meleset di RSKU Surakarta
3 Tips Cegah Lumpuh Layu Akut Akibat Virus Polio