• Senin, 22 Desember 2025

Mengenal Ulkus Dekubitus atau Luka Baring, Ini Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya

Photo Author
- Senin, 15 Januari 2024 | 16:21 WIB
Ilustrasi penyakit ulkus dekubitus pada siku. (Freepik/svbalan)
Ilustrasi penyakit ulkus dekubitus pada siku. (Freepik/svbalan)

SURATDOKTER.com - Ulkus dekubitus atau luka baring, yang juga dikenal sebagai luka tekan, merujuk pada luka terbuka pada kulit yang disebabkan oleh tekanan yang berlangsung lama pada area tertentu tubuh.

Tekanan yang konstan menyebabkan penurunan aliran darah ke area tersebut, sehingga ulkus dekubitus mengakibatkan kerusakan dan kematian jaringan.

Penyakit ulkus dekubitus umumnya muncul pada kulit yang menutupi tulang, seperti panggul, punggung, pergelangan kaki, dan pantat. Pada artkel ini akan dibahas lebih dalam tentang penyebab, gejala dan pengobatan ulkus dekubitus.

Apa itu Ulkus Dekubitus?

Ulkus dekubitus, juga dikenal sebagai luka tekan atau luka terburu-buru, adalah kerusakan pada kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi ketika ada tekanan berlebih atau gesekan yang berkepanjangan pada suatu area kulit.

Biasanya, ulkus dekubitus terjadi pada orang yang tidak dapat bergerak untuk waktu yang lama, seperti mereka yang terbaring di tempat tidur untuk waktu yang lama atau orang yang duduk dalam kursi roda.

Tekanan yang terus-menerus pada area tertentu dapat menghancurkan aliran darah ke kulit dan jaringan di bawahnya.

Baca Juga: Pengalaman Menghilangkan Bekas Luka Menggunakan Bio Oil, Simak Manfaatnya

Area yang sering terkena dekubitus adalah tulang belikat, tulang punggung, tumit, siku, dan bagian tubuh lainnya yang menopang berat badan.

Ulkus dekubitus dapat berkembang melalui empat tahap, dengan tingkat keparahan yang meningkat dari satu tahap ke tahap berikutnya.

Tahap-tahap tersebut melibatkan kerusakan mulai dari kemerahan dan iritasi kulit hingga kerusakan lebih dalam pada jaringan dan otot.

Penyebab Ulkus Dekubitus

Ulkus dekubitus, disebabkan oleh tekanan yang berkepanjangan atau berulang pada suatu area kulit dan jaringan di bawahnya.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan luka tekan melibatkan kombinasi dari tekanan, gesekan, dan kelembapan yang terus-menerus. Berikut adalah beberapa faktor penyebab luka tekan:

  1. Tekanan Berlebih: Tekanan yang terus-menerus pada suatu area kulit dapat mengurangi aliran darah ke jaringan di bawahnya. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang terbaring atau duduk dalam posisi yang sama untuk waktu yang lama, sehingga berat badan menekan satu area tubuh.
  2. Gesekan: Gesekan antara kulit dan permukaan tempat tidur atau kursi juga dapat menyebabkan kerusakan. Hal ini sering terjadi saat seseorang digerakkan atau gesekan kulit terhadap permukaan yang kasar.
  3. Kelembapan: Kulit yang lembap atau basah karena keringat atau kelembaban dapat meningkatkan kerentanannya terhadap kerusakan. Kelembapan dapat memperburuk efek dari tekanan dan gesekan.
  4. Imobilisasi atau Kurang Gerak: Orang yang tidak dapat bergerak secara mandiri atau yang membutuhkan bantuan dalam perpindahan postur tubuhnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami luka tekan.
  5. Kekurangan Nutrisi: Nutrisi yang buruk atau kekurangan asupan nutrisi tertentu dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit.
  6. Penyakit atau Kondisi Kesehatan: Beberapa kondisi kesehatan, seperti diabetes atau penyakit vaskular perifer, dapat mempengaruhi sirkulasi darah dan meningkatkan risiko luka tekan.
  7. Usia: Lansia umumnya lebih rentan terhadap luka tekan karena kulit mereka dapat menjadi lebih tipis dan kurang elastis.

Pencegahan luka tekan melibatkan perubahan posisi secara teratur, perawatan kulit yang baik, pengelolaan kelembapan, dan intervensi medis jika diperlukan. Jika seseorang memiliki risiko tinggi untuk mengembangkan luka tekan, langkah-langkah pencegahan segera harus diambil.

Baca Juga: Penting untuk Disimak! Pertolongan Pertama Atasi Luka Terbuka

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayunda Christina

Sumber: WHO, Healthline, national health service, Mayo Clinic

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB

Terpopuler

X