Manfaat dan Efektivitas
Data dari uji klinis klinis menunjukkan bahwa vaksin demam berdarah mampu menurunkan kemungkinan dirawat di rumah sakit akibat infeksi demam berdarah hingga 80%, serta menekan risiko terjadinya gejala parah lebih dari 90% pada individu yang memenuhi syarat.
Pemberian vaksin dilakukan sebanyak dua hingga tiga kali, tergantung jenis vaksin yang digunakan, dengan jeda waktu tertentu antar dosis.
Efek samping yang dilaporkan relatif ringan, seperti nyeri di tempat suntikan, demam ringan, seperti nyeri di tempat suntikan, demam ringan, atau kelelahan. Reaksi berat sangat jarang terjadi, dan vaksin hanya diberikan di fasilitas medis resmi dengan pemantauan.
Baca Juga: Vaksin Hepatitis: Perlindungan Awal dari Ancaman Kerusakan Hati
Apakah Vaksin Ini Sudah Wajib?
Hingga saat ini, vaksin DBD belum masuk dalam program imunisasi wajib nasional. Namun, beberapa rumah sakit dan klinik besar sudah mulai menyediakan layanan vaksinasi DBD sebagai upaya perlindungan tambahan, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah dengan angka kasus tinggi.
Kemajuan di bidang teknologi medis telah menghadirkan vaksin DBD sebagai solusi potensial untuk menekan dampak penyakit ini.
Meski belum bisa sepenuhnya menghilangkan risiko, vaksinasi dapat meminimalisir keparahan gejala dan mencegah komplikasi serius.
Langkah terbaik tetaplah kombinasi antara imunisasi, menjaga kebersihan lingkungan, serta kesadaran diri untuk menghindari gigitan nyamuk. Karena mencegah jauh lebih baik daripada mengobati—dan kali ini, kita punya pelindung tambahan di sisi kita.***
Artikel Terkait
Viral di Medsos: Benarkah Vaksin TBC yang Diluncurkan di Vietnam Oleh Bill Gates Sebabkan Autisme?
Vaksin Hepatitis: Perlindungan Awal dari Ancaman Kerusakan Hati
Bangkitkan Daya Tahan Tubuh: Cara Cerdas Menguatkan Imun Tanpa Ribet
Perlukah Suntik Imun Booster di Klinik? Ini Fakta dan Pertimbangannya
Bolehkah Penderita Penyakit Ginjal atau Hati Mendapatkan Suntikan atau Infus Imun Booster?