Morning Sickness pada Ibu Hamil: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya, Apakah Berbahaya?

SURATDOKTER.com - Di trimester awal, tidak jarang ibu hamil mengalami morning sickness, bahkan hingga trimester ketiga. Menurut March of Dimes, kondisi ini dialami oleh tujuh dari sepuluh ibu hamil saat tiga bulan pertama kehamilan.

Umumnya, ibu hamil akan merasa lebih baik setelah di trimester kedua. Namun ada juga yang merasakannya selama kehamilan.

Lantas, apa arti istilah tersebut? Yaitu, perasaan mual yang terjadi di masa kehamilan. Meski dinamai morning sickness, rasa mualnya bisa terjadi kapan saja atau tidak hanya terjadi di waktu pagi.

Baca Juga: Waspada! Wabah Kutu Busuk Mulai Melanda Singapura

Kondisi ini tergolong normal bagi ibu hamil, dengan kata lain, tidak membahayakan bagi ibu maupun kandungannya.

Akan tetapi, bila mual dan muntahnya terlalu parah hingga terjadi hiperemesis gravidarum, tetap perlu diwaspadai.

Hal itu disebabkan karena hiperemesis gravidarum berpotensi besar menyebabkan ibu.

Gejala utamanya adalah mual dan muntah di pagi hari, dapat pula disertai dengan nyeri dada jika muntahnya berlebih.

Gejala Morning Sickness

Gejala utamanya adalah mual dan muntah di pagi hari, dapat pula disertai dengan nyeri dada jika muntahnya berlebih.

Baca Juga: Sering Dipandang Sebelah Mata, ini Stereotip Stay at Home Dad yang Sering Muncul di Indonesia

Jika gejalanya disertai dengan beberapa kondisi berikut, ibu hamil disarankan untuk menghubungi dokter.

Contohnya jantung berdebar-debar, demam, nyeri kepala berulang, pusing berat, nyeri perut, berat badan menurun, warna urine gelap dan keluar hanya sedikit, muntah darah, tidak bisa makan dan minum, linglung, dan lain sebagainya.

Penyebab Morning Sickness

Hingga saat ini belum ditemukan secara pasti penyebab morning sickness menurut Mayo Clinic.

Beberapa beranggapan bahwa morning sickness bisa disebabkan karena perubahan hormon, kelelahan, mabuk perjalanan, rendahnya gula darah, dan lain-lain.