Mengonsumsi hingga 300 mg kafein setiap hari tampaknya aman. Ini kira-kira jumlahnya dalam 3 cangkir kopi.
Mengonsumsinya dalam jumlah besar selama kehamilan atau saat menyusui mungkin tidak aman. Kafein dapat meningkatkan kemungkinan keguguran dan masalah lainnya. Kafein juga bisa masuk ke dalam ASI.
Baca Juga: Wasting vs Stunting, Perbedaan yang Perlu Diketahui pada Kedua Masalah Gizi Anak
Asupan kafein yang tinggi saat menyusui dapat menyebabkan masalah tidur, mudah tersinggung, dan peningkatan aktivitas usus pada bayi yang diberi ASI.
Gangguan kecemasan: Kafein dapat memperburuk kondisi ini. Gunakan kafein dengan hati-hati dan dalam jumlah sedikit jika Anda merasa cemas.
Gangguan bipolar: Terlalu banyak kafein dapat memperburuk kondisi ini. Gunakan kafein dengan hati-hati dan dalam jumlah sedikit jika Anda menderita gangguan bipolar.
Gangguan pendarahan: Kafein dapat memperburuk gangguan pendarahan. Gunakan kafein dengan hati-hati jika Anda memiliki gangguan pendarahan.
Kondisi jantung: Kafein dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur pada orang yang sensitif. Gunakan kafein dengan hati-hati.
Diabetes: Kafein mungkin mempengaruhi cara tubuh menggunakan gula. Jika Anda menderita diabetes, gunakan kafein dengan hati-hati.
Baca Juga: Kucing Kampung Layak Mendapatkan Nutrisi Terbaik! Ini Pilihan Makanan yang Tepat
Diare: Kafein, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, dapat memperburuk diare.
Epilepsi: Penderita epilepsi sebaiknya menghindari penggunaan kafein dalam dosis tinggi. Kafein dosis rendah harus digunakan dengan hati-hati.
Glaukoma: Kafein meningkatkan tekanan di dalam mata. Peningkatan tersebut terjadi dalam waktu 30 menit dan berlangsung setidaknya selama 90 menit setelah meminum minuman berkafein.
Tekanan darah tinggi: Mengonsumsi kafein dapat meningkatkan tekanan darah pada penderita tekanan darah tinggi. Namun hal ini tampaknya tidak menjadi kekhawatiran utama pada orang yang rutin mengonsumsi kafein.
Hilangnya kendali kandung kemih: Kafein dapat memperburuk kendali kandung kemih dengan meningkatkan frekuensi buang air kecil dan keinginan untuk buang air kecil.
Sindrom iritasi usus besar (IBS): Kafein, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, dapat memperburuk diare pada penderita IBS.
Baca Juga: Sering Disepelekan! Berikut Risiko Rebahan dan Duduk Terlalu Lama
Tulang lemah (osteoporosis): Kafein dapat meningkatkan jumlah kalsium yang dikeluarkan melalui urin. Jika Anda menderita osteoporosis atau kepadatan tulang rendah, kafein sebaiknya dibatasi kurang dari 300 mg setiap hari (kurang lebih 2-3 cangkir kopi).
Penyakit Parkinson: Mengonsumsi kafein dengan creatine mungkin membuat penyakit Parkinson memburuk lebih cepat. Jika Anda menderita penyakit Parkinson dan mengonsumsi kreatin, gunakan kafein dengan hati-hati.
Skizofrenia: Kafein dapat memperburuk gejala skizofrenia.
Dosis
Kafein ditemukan di banyak makanan dan minuman, termasuk kopi, teh, coklat, dan banyak minuman olahraga dan energi.
Kopi mengandung 95-200 mg kafein per cangkirnya. Teh hitam mengandung 25-110 mg kafein per cangkir.
Teh hijau mengandung 30-50 mg kafein per cangkir. Produk kafein yang dijual dalam bentuk yang sangat pekat atau murni menimbulkan masalah kesehatan. Orang dapat dengan mudah mengambil dosis yang terlalu tinggi secara tidak sengaja. Hindari produk-produk ini.
Sebagai obat, kafein paling sering digunakan oleh orang dewasa dengan dosis 50-260 mg per hari. ***
Artikel Terkait
Apakah Ketonggeng Berbahaya Seperti Kalajengking? Simak Penjelasannya di Sini
Aneurisma: Pengertian, Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi
Apakah Benar GERD Bisa Menyebabkan Bau Mulut Bikin Nggak Pede? Simak Penjelasanya di Sini
Blackout, Hilangnya Kesadaran dan Ingatan Secara Tiba-Tiba
Belajar Dari Kejadian yang Dialami Anak Novita Angie, Ini Gejala dan Penyebab Diare, Hingga Cara Mengatasinya
Lagi Viral di Media Sosial, Sianida: Paparan, Dekontaminasi dan Cara Pengobatannya