Pemerataan dan Tantangan Pelaksanaan
Dalam satu tahun, MBG telah hadir di 38 provinsi, 509 kabupaten, dan 7.022 kecamatan di Indonesia. Namun, tantangan utama masih terletak pada distribusi bahan pangan di wilayah terpencil, pengawasan dapur besar, serta standarisasi alat masak dan penyimpanan bahan agar sesuai dengan protokol kesehatan.
Presiden menegaskan bahwa perbaikan berkelanjutan akan menjadi fokus pemerintah pada tahun kedua pelaksanaan MBG. Kolaborasi antara BGN, Kementerian Kesehatan, BPOM, dan pemerintah daerah akan diperkuat untuk mencegah terulangnya insiden keracunan massal seperti di tahun pertama.
Baca Juga: Program MBG dan Ancaman Keracunan Massal: Mengapa Pengawasan Dapur Harus Jadi Prioritas
Investasi Gizi, Investasi Masa Depan
Program MBG tidak hanya soal menyediakan makanan gratis, tetapi juga strategi jangka panjang untuk mencetak generasi sehat, cerdas, dan produktif.
Dengan cakupan lebih dari 36 juta penerima manfaat dan sistem yang terus diperbaiki, pemerintah berharap MBG menjadi fondasi kokoh bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
Sebagaimana ditegaskan Presiden, keberhasilan sejati bukan hanya diukur dari jumlah porsi yang dibagikan, tetapi dari seberapa banyak anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan siap menghadapi masa depan.***
Artikel Terkait
Program MBG dan Ancaman Keracunan Massal: Mengapa Pengawasan Dapur Harus Jadi Prioritas
Susu MBG Hanya 30 Persen Susu Segar? Ini Penjelasan Lengkap Soal Gizi dan Dampaknya bagi Kesehatan Anak
Curhat Mahfud MD Usai Cucunya Keracunan MBG: Bukan Sekadar Soal Angka, Tapi Nyawa Anak Bangsa
Blunder Menu MBG Gunakan Makanan Ultra Proses, DPR Soroti Kebijakan Gizi dan Konsistensi BGN
Kasus Keracunan Massal MBG: Saatnya Orang Tua Turut Menjamin Keamanan Gizi Anak di Sekolah