SURATDOKTER.com - Setelah satu tahun berjalan, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan utama dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada 20 Oktober 2025.
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa program prioritas nasional ini telah menjangkau 36,7 juta penerima manfaat, mencakup anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di seluruh Indonesia.
Dalam laporan yang dipaparkan, MBG telah berhasil membentuk 12.508 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari target 32.000 dapur di seluruh provinsi. Hingga kini, tercatat 1,4 miliar porsi makanan telah disajikan sejak program resmi diluncurkan pada Januari 2025.
Pencapaian ini dianggap sebagai langkah monumental dalam sejarah pelayanan gizi anak di Indonesia, yang sebelumnya belum pernah dilakukan dalam skala sebesar ini.
Baca Juga: Kasus Keracunan Massal MBG: Saatnya Orang Tua Turut Menjamin Keamanan Gizi Anak di Sekolah
Perbandingan Internasional dan Prinsip “Ojo Ngoyo”
Presiden Prabowo menyebut bahwa keberhasilan Indonesia dalam waktu singkat telah menarik perhatian dunia. Ia membandingkan pencapaian ini dengan Brasil, negara yang lebih dulu menjalankan program serupa selama 11 tahun untuk mencapai cakupan 40 juta penerima manfaat.
Prabowo mengingatkan agar perluasan program dilakukan dengan prinsip “ojo ngoyo” — tidak terburu-buru, namun tetap menjaga kualitas pelaksanaan. Ia menekankan bahwa target kuantitas tidak boleh mengorbankan keamanan pangan dan kesehatan anak-anak di sekolah.
Mengakui Kekurangan: Kasus Keracunan dalam Koridor Aman
Meski mengklaim keberhasilan 99,9 persen, Presiden tidak menutup mata terhadap kasus keracunan massal yang sempat terjadi di sejumlah daerah. Dari total lebih dari 1 miliar porsi yang dibagikan, tercatat sekitar 8.000 kasus gangguan pencernaan ringan, atau hanya 0,0007 persen dari keseluruhan penerima makanan.
Prabowo menilai angka tersebut masih dalam batas kesalahan manusiawi untuk program berskala nasional, namun tetap menegaskan bahwa standar operasional (SOP) BGN harus diperketat. Pemerintah akan terus memantau dapur penyedia makanan agar kualitas bahan, proses memasak, dan distribusi berjalan sesuai pedoman higienitas pangan.
Fokus Baru: Air Bersih dan Peralatan Makan di Sekolah
Selain gizi, Presiden juga menyoroti aspek kebersihan lingkungan sekolah. Ia menekankan pentingnya pendidikan perilaku hidup bersih kepada anak-anak, seperti kebiasaan mencuci tangan sebelum makan.
Untuk mendukung kebersihan ini, pemerintah akan memastikan ketersediaan air bersih dan sabun di setiap sekolah penerima MBG, sekaligus menginisiasi program pembagian sendok makan bagi siswa.
Prabowo menilai langkah sederhana ini dapat mencegah penularan penyakit dan membangun kebiasaan makan sehat sejak dini.
Kebijakan ini juga disertai dengan edukasi langsung kepada siswa agar tidak hanya menerima makanan bergizi, tetapi juga memahami cara menjaga kesehatan tubuhnya sendiri.
Artikel Terkait
Program MBG dan Ancaman Keracunan Massal: Mengapa Pengawasan Dapur Harus Jadi Prioritas
Susu MBG Hanya 30 Persen Susu Segar? Ini Penjelasan Lengkap Soal Gizi dan Dampaknya bagi Kesehatan Anak
Curhat Mahfud MD Usai Cucunya Keracunan MBG: Bukan Sekadar Soal Angka, Tapi Nyawa Anak Bangsa
Blunder Menu MBG Gunakan Makanan Ultra Proses, DPR Soroti Kebijakan Gizi dan Konsistensi BGN
Kasus Keracunan Massal MBG: Saatnya Orang Tua Turut Menjamin Keamanan Gizi Anak di Sekolah