SURATDOKTER.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah berjalan sejak 6 Januari 2025 terus berusaha menjangkau penerima manfaat di seluruh Indonesia.
Namun, dalam perjalanannya, program ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk adanya penolakan di beberapa wilayah, khususnya di Papua.
Di media sosial, beberapa kali muncul unggahan mengenai aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh pelajar di Papua. Mereka menyampaikan bahwa yang lebih dibutuhkan bukanlah makanan gratis, tetapi pendidikan yang bebas biaya.
Hal ini menunjukkan adanya perbedaan kebutuhan di setiap daerah, meskipun pemerintah telah merancang program ini untuk mendukung kesejahteraan masyarakat secara luas.
Baca Juga: Sejumlah Kasus Keracunan Makanan Akibat Makan Bergizi Gratis di Sejumlah Daerah Tahun 2025
Respon Pemerintah terhadap Penolakan
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyatakan bahwa penerima manfaat MBG telah ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu.
Menurutnya, program ini diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang memenuhi syarat, tanpa memandang status ekonomi.
Pemerintah menetapkan bahwa sebanyak 82,9 juta orang berhak menerima manfaat ini, termasuk ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, serta pelajar di sekolah negeri maupun swasta.
Dadan juga menegaskan bahwa pihaknya tetap menghormati keputusan masyarakat yang memilih untuk tidak menerima program ini. Ia menekankan bahwa tujuan utama MBG adalah memastikan setiap anak mendapatkan asupan gizi yang seimbang untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatannya.
Dari sisi pemerintahan pusat, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, juga memberikan tanggapan terhadap aksi unjuk rasa yang terjadi. Ia menilai bahwa masyarakat berhak menyampaikan aspirasi mereka, asalkan dilakukan dengan cara yang damai dan tidak menghalangi hak orang lain yang membutuhkan program ini.
Ia menambahkan bahwa meskipun ada yang menolak, masih banyak yang bergantung pada MBG. Oleh karena itu, demonstrasi tidak seharusnya bertujuan untuk membatalkan atau menghambat jalannya program, karena hal tersebut bisa berdampak pada penerima manfaat lain yang membutuhkan bantuan.
Pandangan Wakil Presiden tentang Pentingnya MBG
Saat meninjau pelaksanaan MBG di SMAN 13 Jakarta Utara, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga memberikan tanggapannya. Ia menegaskan bahwa baik makanan bergizi maupun pendidikan adalah dua hal yang sama-sama penting.
Menurutnya, perhatian pemerintah tidak hanya berfokus pada satu aspek saja, tetapi pada berbagai bidang yang berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat, termasuk pendidikan dan kesehatan.
Baca Juga: Siswi SMA Sketsa Wajah Prabowo Karena Terharu Dengan Program Makan Siang Bergizi Gratis
Artikel Terkait
Simak Jadwal Program Makanan Bergizi Gratis untuk PAUD hingga SMA di Tahun 2025
Wapres Gibran Sebut Makan Bergizi Gratis Sudah Banyak Ditagih Rakyat Sebelum Pelantikan, Sekarang Harapannya MBG Bisa Segera Merata
Siswi SMA Sketsa Wajah Prabowo Karena Terharu Dengan Program Makan Siang Bergizi Gratis
8 Siswa di Sumsel Dilarikan ke Puskesmas Setelah Keracunan Makan Bergizi Gratis
Sejumlah Kasus Keracunan Makanan Akibat Makan Bergizi Gratis di Sejumlah Daerah Tahun 2025