SURATDOKTER.com - Pemerintah Jepang kembali mewajibkan penggunaan masker bagi warganya menyusul lonjakan kasus Covid-19 dan influenza di tengah musim dingin.
Penurunan suhu yang signifikan menjadi salah satu faktor utama meningkatnya penyebaran kedua penyakit tersebut.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Jepang hingga 8 Desember 2024, tercatat adanya lonjakan signifikan pada kasus influenza dan Covid-19.
Kasus influenza meningkat hingga 20.000 dalam waktu singkat, sehingga totalnya mencapai 44.673 kasus.
Secara keseluruhan, jumlah estimasi pasien influenza di Jepang mencapai 347.000 orang. Di sisi lain, jumlah kasus baru Covid-19 mencapai 15.163 pada periode yang sama, meningkat 3.200 kasus dibandingkan minggu sebelumnya.
Baca Juga: Mengenal Trombocytopenia Syndrom, Efek Samping Vaksin Covid 19 Astrazanecca
Kenaikan jumlah pasien ini telah berlangsung selama dua pekan berturut-turut. Lebih dari 1.600 pasien baru Covid-19 dilaporkan dirawat di rumah sakit, menunjukkan tren peningkatan yang perlu diwaspadai.
Beberapa wilayah seperti Tohoku, khususnya prefektur Akita dan Hokkaido di bagian utara Jepang, menjadi area dengan kasus Covid-19 tertinggi. Sedangkan kasus influenza banyak dilaporkan di wilayah barat Jepang, termasuk Fukuoka, Oita, dan Chiba, yang merupakan lokasi Bandara Internasional Narita.
Melihat situasi ini, Kementerian Kesehatan Jepang meminta masyarakat untuk kembali memperketat protokol kesehatan guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
Langkah-langkah dasar seperti mengenakan masker, mencuci tangan secara rutin, dan berkumur menjadi imbauan utama dari pemerintah.
Selain itu, masyarakat diingatkan untuk menerapkan etika batuk yang benar, seperti menutup mulut atau hidung menggunakan tisu, siku, atau jaket yang dikenakan.
Kementerian Kesehatan juga memberikan penjelasan mengenai gejala influenza yang perlu diwaspadai. Gejala tersebut meliputi batuk, hidung meler, pusing, demam, kelelahan, serta nyeri pada sendi.
Baca Juga: Petugas Damkar Ini Tidak Memakai Masker Saat Bertugas, Akhirnya Meninggal Dunia
Kondisi ini dapat menjadi lebih serius pada kelompok rentan seperti bayi, lansia, dan individu dengan daya tahan tubuh yang lemah. Oleh sebab itu, upaya pencegahan dan pengobatan sejak dini sangat dianjurkan.
Artikel Terkait
Mengenal Trombocytopenia Syndrom, Efek Samping Vaksin Covid 19 Astrazanecca
Covid 19 Singapura Melonjak 2 Kali Lipat, Ada Apakah?
Lonjakan Kasus Covid 19 di Singapura Melonjak Tajam Dalam Sepekan: Diduga Kekebalan Tubuh Menurun, Perlu Vaksin Kembali
Gelombang Baru Covid-19 di Singapura, Gejalanya Lebih Parah?
Kisah Tragis: Perut Wanita Meledak dan Usus Keluar Setelah Batuk Akibat Covid-19