SURATDOKTER.com - Kuku akrilik sudah menjadi bagian dari tren kecantikan modern. Banyak wanita memilihnya karena hasilnya tahan lama, mengkilap, dan terlihat rapi tanpa harus sering-sering ke salon.
Namun, di balik keindahannya, kuku akrilik ternyata menyimpan potensi bahaya yang jarang disadari.
Kasus yang sempat viral di media sosial memperlihatkan seorang wanita berusia 35 tahun yang dikabarkan menderita kanker kulit setelah sering menggunakan kuku akrilik.
Walau kasus itu belum terbukti secara ilmiah sebagai penyebab langsung, para ahli menilai ada faktor risiko nyata dari bahan dan proses aplikasinya — terutama jika dilakukan berulang dalam jangka panjang.
Baca Juga: Bikin Kuku Terlihat Mahal, Ini Alasan Kuteks Glossy Tak Pernah Ketinggalan Tren
Kandungan Kimia Berisiko pada Produk Kuku Akrilik
Kuku akrilik dibuat dari campuran polimetil metakrilat (PMMA) dan metil metakrilat (MMA). Zat MMA sebenarnya telah dilarang penggunaannya dalam kosmetik di beberapa negara karena bersifat keras dan dapat menyebabkan iritasi kulit, alergi, serta kerusakan kuku alami.
Selain itu, bahan tambahan seperti formaldehida dan toluena yang digunakan pada lem dan cat kuku juga memiliki sifat karsinogenik, yaitu berpotensi memicu mutasi sel jika terpapar terus-menerus.
Paparan jangka panjang pada bahan kimia ini bisa menyebabkan kulit di sekitar kuku menjadi tipis, kering, bahkan menimbulkan luka kecil yang membuka jalan bagi infeksi atau iritasi kronis.
Paparan Sinar UV saat Manikur: Sumber Bahaya Lain yang Tak Terlihat
Salah satu tahapan yang paling berisiko saat pemasangan kuku akrilik adalah pengeringan dengan lampu UV.
Lampu ini digunakan untuk mengeraskan lapisan gel atau akrilik, namun jenis sinar UV-A yang dipancarkannya sama seperti sinar yang dapat menembus kulit dan menyebabkan kerusakan DNA sel kulit.
Beberapa penelitian yang dipublikasikan dalam Nature Communications dan The Journal of Investigative Dermatology menemukan bahwa paparan berulang dari lampu UV kuku bisa meningkatkan risiko mutasi sel kulit — kondisi yang berpotensi berkembang menjadi kanker kulit, terutama melanoma.
Meski risikonya tidak sebesar paparan matahari langsung, proses yang dilakukan berkali-kali setiap bulan dapat menumpuk efek kumulatif yang membahayakan.
Baca Juga: Pesona Kuteks Glossy: Kuku Lebih Sehat, Elegan, dan Memukau
Siapa yang Lebih Berisiko?
Orang dengan kulit sensitif, riwayat keluarga kanker kulit, atau mereka yang sering melakukan manikur dengan gel atau akrilik setiap beberapa minggu sekali berada pada kelompok risiko lebih tinggi.
Artikel Terkait
Tahukah Kamu Bentuk Kuku Bisa Menandakan Gangguan Kesehatan yang Sedang Kamu Alami
Begini Cara Merawat Kuku Agar Kuat dan Tidak Mudah Patah
6 Makanan Ini Akan Buat Kuku Kamu Jadi Kuat dan Sehat
Pesona Kuteks Glossy: Kuku Lebih Sehat, Elegan, dan Memukau
Bikin Kuku Terlihat Mahal, Ini Alasan Kuteks Glossy Tak Pernah Ketinggalan Tren