• Senin, 22 Desember 2025

Waspada Bahaya Tersembunyi di Balik Kuku Akrilik: Cantik Sementara, Risiko Serius Mengintai

Photo Author
- Kamis, 30 Oktober 2025 | 12:06 WIB
Bahaya tersembunyi di balik kuku akrilik
Bahaya tersembunyi di balik kuku akrilik

SURATDOKTER.com - Kuku akrilik sudah menjadi bagian dari tren kecantikan modern. Banyak wanita memilihnya karena hasilnya tahan lama, mengkilap, dan terlihat rapi tanpa harus sering-sering ke salon.

Namun, di balik keindahannya, kuku akrilik ternyata menyimpan potensi bahaya yang jarang disadari.

Kasus yang sempat viral di media sosial memperlihatkan seorang wanita berusia 35 tahun yang dikabarkan menderita kanker kulit setelah sering menggunakan kuku akrilik.

Walau kasus itu belum terbukti secara ilmiah sebagai penyebab langsung, para ahli menilai ada faktor risiko nyata dari bahan dan proses aplikasinya — terutama jika dilakukan berulang dalam jangka panjang.

Baca Juga: Bikin Kuku Terlihat Mahal, Ini Alasan Kuteks Glossy Tak Pernah Ketinggalan Tren

Kandungan Kimia Berisiko pada Produk Kuku Akrilik

Kuku akrilik dibuat dari campuran polimetil metakrilat (PMMA) dan metil metakrilat (MMA). Zat MMA sebenarnya telah dilarang penggunaannya dalam kosmetik di beberapa negara karena bersifat keras dan dapat menyebabkan iritasi kulit, alergi, serta kerusakan kuku alami.

Selain itu, bahan tambahan seperti formaldehida dan toluena yang digunakan pada lem dan cat kuku juga memiliki sifat karsinogenik, yaitu berpotensi memicu mutasi sel jika terpapar terus-menerus.

Paparan jangka panjang pada bahan kimia ini bisa menyebabkan kulit di sekitar kuku menjadi tipis, kering, bahkan menimbulkan luka kecil yang membuka jalan bagi infeksi atau iritasi kronis.

Paparan Sinar UV saat Manikur: Sumber Bahaya Lain yang Tak Terlihat

Salah satu tahapan yang paling berisiko saat pemasangan kuku akrilik adalah pengeringan dengan lampu UV.

Lampu ini digunakan untuk mengeraskan lapisan gel atau akrilik, namun jenis sinar UV-A yang dipancarkannya sama seperti sinar yang dapat menembus kulit dan menyebabkan kerusakan DNA sel kulit.

Beberapa penelitian yang dipublikasikan dalam Nature Communications dan The Journal of Investigative Dermatology menemukan bahwa paparan berulang dari lampu UV kuku bisa meningkatkan risiko mutasi sel kulit — kondisi yang berpotensi berkembang menjadi kanker kulit, terutama melanoma.

Meski risikonya tidak sebesar paparan matahari langsung, proses yang dilakukan berkali-kali setiap bulan dapat menumpuk efek kumulatif yang membahayakan.

Baca Juga: Pesona Kuteks Glossy: Kuku Lebih Sehat, Elegan, dan Memukau

Siapa yang Lebih Berisiko?

Orang dengan kulit sensitif, riwayat keluarga kanker kulit, atau mereka yang sering melakukan manikur dengan gel atau akrilik setiap beberapa minggu sekali berada pada kelompok risiko lebih tinggi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Afida Rafi

Sumber: harvard, AAD

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Vitamin yang Menunjang Kesehatan Mata Anak

Minggu, 30 November 2025 | 22:30 WIB

Terpopuler

X