SuratDokter.com- Kita semua pernah mengalaminya — malam yang panjang, mata sudah mengantuk, tapi otak justru sibuk memutar ulang semua kejadian hari itu.
Setiap kata yang diucapkan, setiap keputusan yang diambil, bahkan hal kecil seperti ekspresi orang lain pun ikut dipikirkan.
Fenomena ini bukan sekadar kebiasaan buruk, tapi bagian dari cara kerja otak manusia yang disebut overthinking.
Kenapa Kita Mudah Overthinking?
Menurut para ahli psikologi, overthinking muncul karena otak manusia secara alami dirancang untuk bertahan hidup. Di masa lalu, manusia harus terus waspada terhadap bahaya. Maka, otak pun berevolusi untuk memikirkan kemungkinan buruk agar bisa menghindarinya.
Masalahnya, kini kita tidak lagi hidup di hutan atau dikejar predator. Namun, otak kita tetap bereaksi seolah setiap masalah adalah ancaman besar.
Tidak dibalas pesan? Otak menganggapnya bahaya sosial.
Salah bicara sedikit? Otak memicu rasa malu dan menyesal berlebihan.
Dengan kata lain, overthinking adalah hasil dari otak yang terlalu berusaha melindungi kita, meski tidak perlu.
Baca Juga: Overthinking dalam Hubungan: Saat Cinta Justru Menjadi Sumber Cemas
Efek Fisiologis Overthinking pada Tubuh
Saat overthinking, tubuh sebenarnya masuk ke mode “siaga” atau fight-or-flight. Hormon stres seperti kortisol meningkat, detak jantung naik, dan pikiran jadi sulit fokus. Jika kondisi ini terjadi terus-menerus, tubuh bisa kelelahan secara mental maupun fisik.
Beberapa dampak yang sering dialami:
-
Sulit tidur dan cepat lelah.
-
Kehilangan nafsu makan atau sebaliknya, makan berlebihan.
-
Menurunnya daya ingat dan konsentrasi.
-
Meningkatnya risiko kecemasan dan depresi.
Itu sebabnya, banyak orang merasa “capek tanpa alasan” padahal tidak sedang melakukan apa pun secara fisik — karena otaknya tidak pernah benar-benar beristirahat.
Artikel Terkait
Kenali Dampak Overthinking bagi Kesehatan Mental, Salah Satunya dapat Mengurangi Kepercayaan Diri
Overthinking: Ketika Pikiran Tak Mau Berhenti Bekerja
Ketika Pikiran Terlalu Berisik: Memahami dan Mengatasi Overthinking
Overthinking: Musuh Produktivitas di Era Serba Cepat
Overthinking dalam Hubungan: Saat Cinta Justru Menjadi Sumber Cemas