- Penurunan kesuburan: dengan kualitas sperma yang menurun dan hormon reproduksi terganggu.
- Gangguan metabolik: peningkatan risiko obesitas, resistensi insulin, diabetes tipe 2, dan dislipidemia (kolesterol LDL tinggi dibanding HDL).
- Masalah kesehatan jangka panjang: penyakit kardiovaskular, tekanan darah tinggi, gangguan hati, dan potensi gangguan endokrin lainnya.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Risiko
Berikut beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan:
- Batasi konsumsi makanan ultra-proses; pilih alternatif makanan segar, buah, sayur, biji-bijian, dan protein berkualitas.
- Perhatikan label makanan: hindari produk dengan banyak aditif, pewarna, pemanis buatan, minyak trans, dan pengawet yang panjang daftar bahan.
- Tingkatkan asupan serat dan antioksidan dari sayur dan buah untuk membantu melindungi sel dari stres oksidatif.
- Lakukan aktivitas fisik secara rutin untuk menjaga komposisi tubuh ideal dan menjaga sensitivitas hormon.
- Kurangi paparan plastik makanan dan kemasan yang bisa menambah zat pengganggu hormon.
Baca Juga: Pakar Mengatakan 7 Makanan Ini Mengandung Vitamin D Paling Tinggi
Studi terkini menunjukkan bahwa makanan ultra-proses bukan hanya soal kalori atau obesitas. Meski asupan kalori sama, diet ultra-proses dapat memperparah kesehatan reproduksi pria dan mengganggu metabolisme melalui gangguan hormon, penambahan lemak, dan kualitas sperma yang menurun.
Untuk menjaga kesehatan reproduksi dan metabolisme, kualitas makanan sangat penting—kurangi makanan ultra-proses dan kembali ke bahan makanan yang dekat dengan alam bisa memberi manfaat besar.***
Artikel Terkait
Apakah Makanan yang Sudah Disemuti Masih Aman Dikonsumsi?
7 Jenis Makanan yang Baik untuk Kesehatan Gigi Anak, Nomor 5 Sering Terlupakan
7 Makanan yang Bisa Bantu Pikiran Lebih Rileks dan Tenang
7 Makanan Terbaik untuk Dikonsumsi di Pagi Hari agar Tubuh Lebih Bertenaga
Gelombang Kasus Keracunan Siswa di 6 Daerah, Evaluasi Ketat Program Makanan Bergizi Gratis Jadi Tuntutan