Mitos atau Fakta Bahwa Menangis di Jam 7 Hingga 10 Malam Dapat Menurunkan Berat Badan

Salah satu informasi yang juga beredar menyatakan bahwa waktu terbaik untuk menangis adalah antara pukul 19.00 hingga 22.00, karena pada saat itu, efek pelepasan kortisol dikatakan mencapai puncaknya.

Baca Juga: Fluorescein: Sedih, Wanita Ini Menangis Mengeluarkan Dengan Air Mata Kuning!

Namun, hal ini tidak didukung oleh penelitian yang valid dan hanya berdasarkan asumsi yang belum terbukti secara ilmiah.

Dampak Menangis terhadap Kesehatan

Menangis memang memiliki manfaat tersendiri bagi kesehatan emosional dan mental. Air mata yang keluar karena emosi dapat membantu meredakan stres dan memberikan perasaan lega setelahnya.

Namun, jika seseorang menangis terlalu sering, hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan psikologis, seperti depresi.

Salah satu gejala umum depresi adalah berkurangnya nafsu makan, yang bisa menyebabkan penurunan berat badan.

Namun, ini bukan karena efek menangis itu sendiri, melainkan akibat dari perubahan pola makan dan keseimbangan hormon dalam tubuh.

Jika seseorang mengalami kesedihan berkepanjangan yang disertai dengan hilangnya nafsu makan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis.

Berdasarkan fakta yang ada, klaim bahwa menangis antara pukul 19.00 hingga 22.00 dapat menurunkan berat badan adalah mitos.

Meskipun menangis dapat membakar sedikit kalori, jumlahnya tidak signifikan untuk dijadikan metode penurunan berat badan.

Sebagai gantinya, cara yang lebih efektif untuk menurunkan berat badan adalah dengan menjaga pola makan yang sehat, rutin berolahraga, dan mengelola stres dengan baik.

Baca Juga: Mata Bengkak Setelah Menangis Tersedu-sedu, Apa Penyebabnya?

Jangan mudah percaya pada informasi yang belum terbukti secara ilmiah, terutama yang menjanjikan hasil instan tanpa usaha yang jelas.

Menangis memang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan mental, tetapi bukan solusi ajaib untuk membakar lemak.

Jika mengalami stres atau masalah emosional yang berkepanjangan, lebih baik mencari dukungan dari orang terdekat atau tenaga profesional agar dapat menemukan cara yang lebih sehat untuk mengelola emosi dan menjaga keseimbangan tubuh.***