Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental dengan Memelihara Kucing

SURATDOKTER.com - Kesehatan mental menjadi semakin bermasalah di Indonesia, dengan gangguan emosional dan mental menjadi lebih umum terjadi pada penduduk berusia 15 tahun ke atas.

Data Survei Kesehatan Dasar (Riskusdas) terkini tahun 2022 mencatat prevalensi yang mencengangkan sebesar 9,8%, mencakup sekitar 19,2 juta orang. Jumlah ini sedikit meningkat dibandingkan data Riskesdas tahun 2018 (9,6%).

Fenomena ini menyoroti kompleksitas permasalahan kesehatan mental yang dihadapi masyarakat Indonesia.

Gangguan kesehatan mental emosional seperti depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar dapat berdampak serius pada kualitas hidup seseorang.

Pentingnya peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental tidak bisa diabaikan.

Upaya pencegahan, deteksi dini gejala dan akses terhadap layanan kesehatan mental merupakan kunci untuk mengatasi beban kesehatan mental di Indonesia.

Dalam konteks ini, menarik untuk dicermati bahwa aktivitas kepemilikan kucing menjadi topik perbincangan menarik terkait kesehatan mental manusia.

Penelitian menunjukkan bahwa berinteraksi dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental dan fisik.

Kehadiran kucing selalu memberikan rasa kehadiran dan memberikan dukungan emosional. Sentuhan lembut kucing bisa menjadi sumber kebahagiaan dan mengurangi stress bagi kita.

Perawatan kesehatan fisik dan mental tidak serta merta hanya memerlukan metode klinis atau medis.

Membangun hubungan dengan hewan peliharaan, misalnya kucing, bisa menjadi bentuk terapi yang menyenangkan dan alami.

Kehadiran mereka memberikan rasa memiliki tujuan, mengurangi perasaan kesepian, dan memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik.

Seiring dengan semakin sadarnya masyarakat akan kompleksitas masalah kesehatan fisik dan mental, kita harus terus meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan secara keseluruhan.