• Senin, 22 Desember 2025

Bekam: Terapi Tradisional yang Kembali Dilirik Dunia Modern

Photo Author
- Kamis, 14 Agustus 2025 | 12:00 WIB
Terapi tradisional : bekam
Terapi tradisional : bekam

SURATDOKTER.com - Di tengah hiruk-pikuk dunia medis modern, muncul kembali minat terhadap metode penyembuhan kuno yang telah lama digunakan oleh berbagai peradaban: bekam.

Terapi ini bukan hanya dikenal dalam dunia pengobatan Timur, tetapi juga mulai dipertimbangkan sebagai bagian dari pendekatan alternatif dalam kesehatan holistik.

Meski sederhana, bekam menyimpan potensi besar dalam membantu tubuh membuang racun dan memperlancar peredaran darah.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Terapi Okupasi dan Dampaknya Bagi Kesehatan

Apa Itu Bekam?

Bekam merupakan metode terapi yang dilakukan dengan cara menghisap permukaan kulit menggunakan alat khusus berbentuk cangkir, kemudian dikeluarkan sejumlah darah dari area tertentu.

Tujuan utamanya adalah membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme atau racun yang tertahan di bawah permukaan kulit.

Teknik ini telah dikenal sejak ribuan tahun lalu dan digunakan di berbagai belahan dunia seperti Timur Tengah, Cina, hingga Eropa.

Dalam dunia kedokteran tradisional Tiongkok, bekam diyakini membantu mengalirkan energi (chi) yang tersumbat, sementara dalam praktik pengobatan Islam, dikenal sebagai hijamah dan dilakukan sebagai bentuk ikhtiar kesehatan dan ibadah.

Jenis-Jenis Bekam

Bekam terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan cara penerapannya:

1. Bekam Kering
Terapi ini hanya melibatkan penyedotan tanpa mengeluarkan darah. Cangkir dipasang di atas kulit dan dibiarkan selama beberapa menit untuk merangsang sirkulasi darah dan energi tubuh.

2. Bekam Basah
Setelah proses penyedotan awal, kulit ditusuk dengan jarum halus atau pisau steril untuk mengeluarkan darah kotor. Jenis ini dipercaya lebih efektif untuk detoksifikasi.

3. Bekam Luncur
Menggunakan minyak pelumas, cangkir digeser perlahan di permukaan kulit sambil tetap menahan tekanan. Cara ini memberikan efek seperti pijat dan cocok untuk relaksasi otot.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Afida Rafi

Sumber: Kemenkes, WHO

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X