Cara Mengatasi Kebiasaan Isap Jari pada Anak

SURATDOKTER.com - Kebiasaan mengisap jari sering muncul sejak bayi, bahkan bisa terlihat sejak dalam kandungan.

Aktivitas ini pada awalnya bersifat refleks dan memberikan rasa nyaman. Namun, jika berlangsung terus hingga usia balita atau anak-anak, kebiasaan ini dapat berdampak pada perkembangan gigi dan psikologis anak.

Orang tua sering merasa khawatir jika kebiasaan ini tidak kunjung berhenti. Padahal, mengatasi isap jari tidak cukup hanya dengan larangan atau teguran.

Baca Juga: Bukan Dengan Barak Militer Seperi di Jabar, Jakarta Pilih Taman dan Perpustakaan Untuk Bina Anak

Diperlukan pendekatan yang lembut dan konsisten agar anak dapat meninggalkan kebiasaan ini tanpa tekanan.

Mengapa Anak Suka Mengisap Jari?

Pada dasarnya, anak mengisap jari sebagai bentuk mekanisme menenangkan diri. Ketika merasa lelah, bosan, cemas, atau mengantuk, anak cenderung mencari kenyamanan melalui kegiatan ini.

Bagi sebagian anak, isap jari menjadi rutinitas yang membuat mereka merasa aman, terutama saat terpisah dari orang tua atau berada di lingkungan baru.

Selain itu, jika anak tidak diberi kesempatan untuk menyusui dalam waktu yang cukup atau tidak terbiasa menggunakan empeng, kebiasaan ini bisa lebih mudah muncul dan berlanjut.

Kapan Kebiasaan Ini Perlu Dihentikan?

Pada usia di bawah 2 tahun, isap jari masih dianggap normal. Namun jika berlanjut hingga usia 4 tahun ke atas, apalagi saat gigi permanen mulai tumbuh, kebiasaan ini dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan gigi dan rahang.

Posisi jari yang terus-menerus menekan bagian langit-langit mulut dapat memengaruhi bentuk rahang dan menyebabkan masalah ortodontik di kemudian hari.

Selain gangguan fisik, kebiasaan ini juga bisa memicu perhatian negatif dari lingkungan sekitar. Anak bisa mengalami ejekan atau dianggap ‘tidak dewasa’ oleh teman sebayanya. Hal ini berisiko menurunkan rasa percaya diri anak jika tidak ditangani dengan tepat.

Langkah Efektif Menghentikan Kebiasaan Isap Jari